JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyanyi Beyonce menghadapi kritik setelah menerima ratusan miliar rupiah untuk penampilannya di hotel Dubai, Atlantis the Royal, Sabtu (21/1/2023).
Terdapat perbedaan nominal gaji Beyonce, ada yang menyebutkan bahwa diva pop dunia itu menerima 24 juta dollar (Rp364 miliar), ada juga yang menyebutkan 35 juta dollar (Rp525 miliar).
Kritikan tersebut datang dari komunitas LGBT yang memprotes penampilan Beyonce di negara yang menentang LGBT. Pasalnya, Beyonce disebut sebagai sosok yang berpengaruh bagi komunitas tersebut.
Baca Juga: Single Baru Beyonce , Break My Soul Jadi Lagu Pembuka Perilisan Album Renaissance
Konser berlangsung selama satu jam, di mana Beyonce menyanyikan 19 lagu, termasuk penampilan live pertamanya “Brown Skin Girl” yang dibawakan bersama putrinya yang berusia 11 tahun, Blue Ivy.
Penyanyi berusia 41 tahun itu menyajikan penampilan yang meriah bersama beberapa penari latar.
Melansir The Guardian, dari 19 lagu yang dinyanyikan Beyonce, tidak ada satu pun lagu yang diambil dari album Renaissance. Album tersebut dinilai didedikasikan untuk mendiang pamannya yang seorang gay, Johnny, dan komunikasi LGBT.
Dalam konser tersebut, penonton dilarang merekam. Mereka diminta untuk meninggalkan ponsel atau alat perekam lain sebelum memasuki lokasi konser. Meski demikian, keesokan harinya, Minggu (22/1/2023) klip video dari pertunjukan tersebut beredar di media sosial.
Tidak sedikit penggemar yang bersukacita atas kembalinya Beyonce ke panggung. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik penampilan tersebut karena lokasi konser, yakni di Dubai, Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Jelang Tahun Politik, Seniman Yogyakarta Ciptakan Lagu Kebangsaan
Mengutip Telegraph, salah satu pendiri LGB Alliance, komunitas advokasi untuk LGBT, Bev Jackson, mengatakan bahwa pertunjukan tersebut membayangi dukungan untuk para lesbian dan gay.
“Beyonce adalah ikon besar bagi banyak orang gay. LGB Alliance sangat kecewa karena Beyoncé telah setuju untuk memberikan konser yang menguntungkan di Dubai, di mana tindakan sesama jenis adalah tindak pidana, berpotensi dihukum mati,” kata Jackson.
Kritik juga datang dari Kitty Scott Claus, kontestan di Drag Race Inggris RuPaul, yang menyinggung nama David Beckham. Beckham mendapatkan serangan kritik karena mempromosikan Piala Dunia di Qatar.
Baca Juga: Tak Hanya Lempar Botol ke Band Punk Rumkicks, Pelaku juga Pukul Penonton dan Siram Air ke Panggung
“Dapatkah seseorang menjelaskan mengapa semua orang membatalkan David Beckham bulan lalu tetapi sekarang merayakan Beyonce karena tampil di Dubai? Satu aturan untuk satu dan satu untuk yang lain?” tulis Scott Claus di Twitter, Minggu.
Hingga saat ini, pihak Beyonce belum memberikan komentar terkait kritikan tersebut.
Sumber : The Guardian, Telegraph
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.