KOLAKA TIMUR, KOMPAS.TV - Sejumlah pelajar SD, SMP, dan SMA di Desa Tongauna, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, harus menyeberangi sungai alaha yang berarus deras untuk bisa ke sekolah.
Ini terpaksa dilakukan para siswa, bahkan guru, karena jembatan yang biasa mereka gunakan, rusak akibat diterjang banjir.
Siswa yang tidak ingin bajunya basah, bisa menggunakan rakit. Namun daya tampung rakit yang terbatas, membuat mereka harus menunggu lama untuk diseberangkan, dan bisa terlambat tiba di sekolah.
Jembatan yang rusak juga masih bisa digunakan, namun harus dengan sangat berhati-hati, karena bisa ambruk kapan saja. Pelintas harus berpegangan pada puing jembatan yang tersisa, agar tidak terjatuh. Guru juga menggendong siswa kelas rendah, agar bisa melewati bahaya dan tiba di sekolah dengan selamat.
Jembatan yang rusak penghubung antara Desa Tongauna dan Desa Alaha, yang ada di Kecamatan Uessi, Kolaka Timur. Siswa yang menyeberangi sungai bertempat tinggal di Desa Tongauna dan Desa Purau.
Di musim hujan, tidak jarang siswa terpaksa membolos karena Sungai Alaha tidak bisa diseberangi.
Jembatan sungai alaha menjadi andalan warga, karena tidak ada jalan alternatif yang menghubungkan kedua desa. Selain mengancam keselamatan, tidak adanya jembatan juga membuat kegatan belajar menjadi terganggu.
Pelajar, guru, dan warga berharap, jembatan penghubung Desa Tongauna dan Desa Alaha bisa segera diperbaiki. Agar aktivitas warga, termasuk kegiatan pendidikan, bisa berjalan baik, dan anak-anak tiba di sekolah dengan selamat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.