SOLO, KOMPAS.TV - Digelar di Sritex Arena Solo, Jawa Tengah, Liga Tenis Meja Indonesia mempertemukan enam belas klub dari sejumlah daerah. Mereka akan bertanding di seri ketiga yang juga menjadi penutup liga musim ini.
Klub putra yang terlibat antara lain Stoni, MH TTC Kaltim, Sukamara Taishan, Telkom, Arwana Jaya, Arwana Jaya Uno, Sukun, AIF, dan SIM TTC Lampung. Sedangkan klub putri adalah Morning Wishtle, AIF Jakarta, Sukun, IPC, Telkom, Tirta Bagasashi, dan Arwana Jaya.
Liga ini merupakan kompetisi independen yang tidak menginduk ke Federasi Tenis Meja Indonesia atau Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Hal ini dikarenakan PTMSI masih diwarnai dualisme kepemimpinan sehingga tidak ada pembinaan atlet yang memadai.
“Kami tidak menginduk pada federasi karena memang dari federasi belum ada liga seperti ini, atlet-atlet nasional ikut bertanding di liga ini tanpa melihat dia dari federasi A atau B,“ ujar Hendra Darmawan, Sekum Liga Tenis Meja Indonesia.
Dari para atlet pun muncul harapan untuk bisa berkompetisi secara rutin. Karena adanya dualisme kepemimpinan, cabang olah raga tenis meja tidak berpartisipasi dalam turnamen apapun, termasuk PON.
“Semoga masalah di PTMSI bisa cepat selesai sehingga tidak ada dual kepemimpinan lagi, supaya kami bisa bermain di kompetisi nasional atau internasional seperti Sea Games atau PON,“ kata Luki Purkani, pemain klub Sukamara Taishan
Turnamen ini akan digelar hingga hari Minggu (22/1/2023) dan ini akan menjadi gelaran perdana dari Liga Tenis Meja Indonesia. Kedepannya liga akan bergulir kembali dalam tiga seri, tentunya dengan sponsor dan pembinaan yang lebih rapi.
#ligatenismejaindonesia #solo #ptmsi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.