JAKARTA, KOMPAS TV - Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai langkah politik Ridwan Kamil yang memutuskan bergabung ke Partai Golkar memilik konsekuensi harus mengubur mimpinya mengikuti gelaran Pilpres 2024 mendatang.
Adi menjelaskan, sebagai kader partai berlambang pohon beringin, gubernur Jawa Barat itu harus mengikuti keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang memutuskan untuk mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto di pesta demokrasi nanti.
Baca Juga: Ridwan Kamil Dinilai Bisa Dongkrak Suara Golkar di Pemilu 2024, Punya Lumbung Suara Jabar
"Sampai saat ini capres Golkar itu adalah Airlangga, bukan Ridwan Kamil. Jadi untuk pencapresan Ridwan Kamil perlahan harus mengubur mimpinya secara perlahan," kata Adi kepada Kompas TV, Kamis (19/1/2023).
Menurut dia, pria yang karib disapa Emil itu juga tak akan diajukan oleh Golkar ke pembahasan capres dan cawapres di dalam Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB.
"Rasa-rasanya PAN dan PPP punya jagoan masing-masing. PAN misalnya agak lengket dengan Erick Thohir, PPP belakangan ini dekat dan lengket dengan Sandiaga Uno."
"Artinya agak sulit bila PPP dan PAN ingin Ridwan Kamil jadi capres. Kedua PAN dan PPP juga pasti paham kalau Airlangga akan diusung Golkar," ujarnya.
Adi menyebut, Emil akhirnya memilih Partai Golkar karena ia ingin mengamankan kendaraannya dalam menyongsong agenda Pilkada Serentak 2024 nanti.
"Makanya target minimum untuk maju di Pilkada 2024 itu tiket sudah di tangan, apalagi Nasdem sudah tidak ingin mengusung Ridwan Kamil lagi di 2024. Jadi Ridwan Kamil gerak cepat tentu mengkalkulasi pertimbangan-pertimbangan rasional masuk partai, yaitu Golkar," ujarnya.
Sebelumnya, Emil berkomitmen untuk memenangkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu dikatakan Emil setelah resmi menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
"Tadi sudah jelas Partai Golkar sudah memutuskan untuk mengusung Pak Airlangga di Pilpres, karena saya anggota Partai Golkar ya artinya saya harus mengamankan itu (pencapresan Airlangga)," kata Emil di DPP Partai Golkar, Rabu (18/1/2023).
Menurut dia, keputusan mendukung Airlangga sebagai capres karena dirinya tunduk terhadap keputusan musyawarah nasional (Munas) partai politik (parpol) berlambang pohon beringin itu.
Baca Juga: Airlangga Tunjuk Ridwan Kamil Menjadi Wakil Ketua Umum Partai Golkar
Selain itu, ia juga dipercaya memegang jabatan wakil ketua umum oleh Airlangga. "Kalau sudah masuk organisasi artinya taat pada aturan dan keputusan organisasi," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.