BEIJING, KOMPAS.TV- Tahun Baru Imlek yang akan jatuh pada Minggu (22/1/2023), diwarnai oleh pergerakan jutaan warga China yang akan pulang ke kampung halamannya.
Gelombang mudik terbesar di dunia itu terjadi saat pemerintah China melonggarkan pembatasan akibat penyebaran Covid-19. Diperkirakan ada sekitar 2,1 miliar perjalanan di dalam negeri China selama periode mudik Imlek.
Mengutip Kompas.id, Kamis (19/1/2023), kepadatan pemudik mulai terlihat di stasiun kereta antarkota dan bandara
“Semua aturan sudah dicabut jadi rasanya lebih tenang. Sekarang saatnya pulang kampung,” kata penata rambut di Beijing, Wang Lidan.
Wang sangat senang akhirnya bisa merayakan Festival Musim Semi tahun ini bersama keluarga besarnya di Provinsi Heilongjiang.
Ia mengaku tidak mudik saat imlek sejak Covid merebak di 2020.
Ia menuturkan, tidak ada yang bisa menghindar dari kewajiban karantina karena semua pergerakan warga terpantau oleh kode QR di ponsel.
Baca Juga: Jelang Imlek, 500.000 Orang Keluar-Masuk China Setiap Harinya
“Dulu, aturannya kalau pulang kampung, saya harus dikarantina di kampung halaman. Ketika kembali ke Beijing lagi, saya harus karantina lagi. Lelah,” ujar Wang.
Perayaan Imlek juga dimeriahkan oleh Festival Musim Semi di seluruh China. Momen ini menjadi satu-satunya waktu dalam setahun ketika pekerja di perkotaan bisa kembali ke kampung halaman.
Ada juga warga Beijing yang berasal dari Provinsi Shandon, Hu Jinyuan, yang tetap mudik setiap tahun meski repot karena harus tes Covid-19 setiap hari dan menjalani karantina.
Hu mengaku tetap akan tes Covid-19 sesampainya di kampung halaman, meski tak wajib, agar tidak ada risiko menularkan Covid-19 ke keluarganya.
Ini karena banyak warga di desa, terutama orang lanjut usia yang belum divaksinasi dan sistem layanan kesehatan yang tidak sebaik di perkotaan.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.