MOSKOW, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kembali melontarkan komentar kontroversial. Ia mengibaratkan kebijakan-kebijakan Barat terhadap Rusia serupa dengan ‘Solusi Akhir’ pemimpin Nazi Adolf Hitler terhadap kaum Yahudi Eropa.
Komentar diplomat tinggi Moskow terkait Hitler dan Yahudi yang sempat membuat Presiden Vladimir Putin meminta maaf – yang sangat jarang dilakukan – atas namanya tahun lalu ini dilontarkan dalam konferensi pers tahunan Kemlu Rusia pada Rabu (18/1/2023).
Baca Juga: Ultra-Nasionalis Yahudi Teriakkan Slogan Rasis saat Longmars di Kota Tua Yerusalem
“Sama seperti Napoleon yang secara praktis memobilisasi seluruh Eropa melawan Kekaisaran Rusia, seperti Hitler memobilisasi dan merebut mayoritas negara-negara Eropa dan mengirim mereka melawan Uni Soviet (Rusia dahulu, -red), sekarang Amerika Serikat juga telah mengorganisasi koalisi,” ucap Lavrov, seperti dilansir The Moscow Times.
Negara-negara Barat, kata Lavrov, “melalui perwakilan Ukraina, mengobarkan perang melawan negara kita”.
“Tugasnya sama: solusi akhir dari ‘pertanyaan soal Rusia’. Sama seperti Hitler yang akhirnya ingin memecahkan pertanyaan terkait Yahudi,” ujarnya.
Baca Juga: Samakan PM Kanada Justin Trudeau dengan Adolf Hitler, Elon Musk Dihujat
Ini bukan kali pertama Lavrov mengungkit-ungkit soal Hitler dan Yahudi dalam komentar-komentar anti-Baratnya yang kontroversial. Sebelumnya, diplomat Rusia berusia 72 tahun itu pun telah menuai tudingan anti-Semitisme atau kebencian terhadap kaum Yahudi.
Pada Mei tahun lalu, Putin bahkan meminta maaf ke Israel usai Lavrov mengeklaim Hitler memiliki “darah Yahudi”.
Terkait konflik Ukraina, Lavrov juga menyebut bahwa Rusia belum melihat satu pun ‘tawaran serius’ dari Barat.
“Kami siap merespons tawaran serius apa pun,” katanya. “Tapi kami belum melihat satu pun.”
Baca Juga: Pengakuan Bekas Tetangga Adolf Hitler, Kisah Menyeramkan Liputi Sang Pemimpin Nazi
Lavrov juga meneguhkan tujuan Kremlin dalam 11 bulan serangannya di Ukraina.
“(Serangan-serangan) itu tidak dibikin-bikin, tidak pula dikerahkan begitu saja, tapi merupakan tujuan yang ditentukan berdasarkan kepentingan keamanan fundamental yang sah dari Federasi Rusia,” tegasnya.
Sementara, kritik yang mengalir menyebut tujuan militer Kremlin di Ukraina tak jelas dan berubah arah sejak Moskow gagal merebut Kiev di awal serangan Rusia.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.