JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan tengah “menggodok” wacana hari kejepit nasional atau harpitnas menjadi hari libur naisonal.
“Ini sekarang masih digodok saya usul dilakukan secara bertahap sehingga long weekend-nya ini akan menambah dari dua liburan panjang yang selama ini menjadi penyumbang pergerakan wisata Nusantara yaitu, Lebaran, Natal & Tahun Baru,” ujarnya dalam acara "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Jakarta, Senin, 16 Januari 2023, yang disiarkan dalam Youtube Kemenparekraf.
Ia pun mengakui bahwa usulan tersebut terus menuai pro dan kontra di berbagai kalangan namun menilai hal tersebut adalah wajar.
Menurut Sandiaga, kebijakan Harpitnas jadi hari libur pada tahun ini mungkin sudah bisa dimulai dengan beberapa waktu libur dulu. "Tidak semua hari libur yang jumlahnya belasan itu akan berlakukan. Seandainya (libur) jatuh pada hari Minggu atau jatuh pada hari Sabtu dikedepankan ke hari Jumat, atau kalau hari Minggu dimundurkan ke hari Senin," pungkasnya.
Sementara untuk perayaan keagamaan bisa dilakukan pas hari libur itu. Adapun, tahun ini pihaknya memasang target pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 1,4 miliar pergerakan.
Selain itu, Sandiaga meyakini, dengan adanya long weekend ini, para pekerja bisa lebih punya produktivitas yang tinggi. “Itu sudah ada acuan dari keilmuannya,” pungkasnya.
Baca Juga: Tahun baru Imlek Jatuh pada Hari Minggu 22 Januari 2023, Cek Tanggal Cuti Bersama
Namun demikian, Sandiaga juga memahami dari sudut pandang industri yang akan terdampak jika hari libur ditambah. Karenanya, masing-masing industri bisa melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisinya.
“Tentunya kami sangat terbuka kalau memang ada beban yang tambahan itu. Tentunya harus ada juga bagaimana kita memberikan insentif agar tidak membebani industri,” tuturnya.
Adapun, usulan darinya terkait harpitnas tersebut dilatarbelakangi saat masih menempuh pendidikan di luar negeri bahwa ada beberapa istilah hari libur tambahan seperti Harpitnas.
"Saya mengingat saat-saat bersekolah di luar negeri, yang mana ada namanya martin luther weekend, ada namanya memoral day weekend, ada bank holiday. Itu selalu dibuat hari Senin biasanya, supaya ada long weekend," beber Sandiaga.
Tidak hanya di Amerika Serikat saja, lanutnya, tetapi kebijakan hari libur tersebut juga sudah berlaku di Singapura dan New Zealand.
"Dan ternyata ini sudah dilakukan berkali-kali dalam kebijakan, baik di Amerika, Singapura, maupun New Zealand yang menjadi acuan kami. Saat kami melontarkan ide ini, kami sudah sosialisasikan juga dengan Kemenpan RB," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.