JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel meragukan klaim terdakwa Putri Candrawathi yang menjadi korban pemerkosaan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Hal ini merujuk pada pengakuan Putri yang tidak berani bercerita terhadap suaminya, Ferdy Sambo, namun masih bisa memanggil Yosua dan berbicara empat mata seusai pemerkosaan yang diklaim dialaminya.
"Kita bandingkan ya, ada dua laki-laki di sini. Satu, Ferdy Sambo suami tercinta, kedua, Brigadir Yosua yang dia sebut sebagai pelaku pemerkosaan," kata Reza dalam Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (12/1/2023).
"Aneh beribu aneh bahwa terhadap suami tercinta, korban pemerkosaan tidak mau bercerita sedikit pun. Tetapi pada orang yang disebut memerkosanya, dalam hitungan beberapa menit setelah diperkosa, si korban justru minta bertemu dengan pelaku dan berbicara empat mata selama 15 menit. Ini sangat tidak masuk akal."
Dia kemudian menyinggung terkait Putri yang tidak memeriksakan diri, termasuk melakukan visum usai kejadian pemerkosaan yang diklaim istri Ferdy Sambo tersebut.
"Oke mari kita berasumsi bahwa anggaplah korban pemerkosaan merasa dirinya kotor, hina, dan khawatir pasangannya tidak akan mencintainya lagi," ujarnya.
"Tapi bukankah ada kebutuhan mendesak, sakit akibat dibanting, terintimidasi, sakit akibat rudapaksa? Itu luar biasa," imbuhnya.
Namun, hingga saat ini, tidak ada informasi bahwa Putri yang mengaku sebagai korban pemerkosaan melakukan pemeriksaan.
"Jadi kalau kita potret, terlalu banyak perbuatan, tindak tanduk, dan tutur kata Putri Candrawathi yang bersilang sengketa satu sama lain, plus bertolak belakang betul dengan profil korban pemerkosaan," tegasnya.
Baca Juga: Putri Candrawathi: Saya Korban Kekerasan Seksual Yosua, Tapi Harus Disangkakan Seperti Ini
Reza menambahkan, pertemuan Putri dan Yosua seusai kejadian juga mematahkan pernyataan istri Ferdy Sambo yang bilang dirinya hanya dapat diam dan bingung seusai diduga diperkosa.
"Putri Candrawathi mengalami tonic immobility atau freeze, yakni tidak mampu bergerak, menjerit, melawan, bahkan berpikir. Namun sesaat setelah diperkosa justru minta bertemu dan berdialog dengan pelaku. Ini bukan tanda-tanda korban mengalami tonic immobility," jelasnya.
"Justru pertanyaan paling mendasar, benarkah orang ini diperkosa? Jawabannya, saya sungguh sangsi terkait klaim (pemerkosaan) tersebut."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.