SOLO, KOMPAS.TV - Psikolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Hening Widyastuti, mengungkapkan sisi positif dan negatif permainan lato-lato yang kini tengah digandrungi anak-anak.
Menurut Hening, lato-lato merupakan permainan yang memiliki banyak manfaat, sekaligus berbahaya jika dimainkan secara sembarangan.
Manfaat lato-lato adalah dapat membantu mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif anak.
"Positifnya jelas kaitannya dengan saraf motorik, karena dia bergerak, harus ada kelihaian posisi, ada jam terbang saat memainkan itu bersama teman yang lain, ada kaitannya dengan saraf motorik, dan konsentrasi," ujar Hening, Jumat (6/12/2023), seperti dikutip dari Bangka Pos Tribunnews.
Baca Juga: KPAI Sebut Larangan Bawa Lato-Lato ke Sekolah Kurang Bijak, Ini Alasannya
Ditilik dari segi sosial, lato-lato juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini cukup baik karena anak-anak dapat terbebas dari gadget saat memainkan lato-lato.
"Ada interaksi sosial dengan teman-teman yang lain, jadi tidak ada sekadar duduk dengan gadget saja, bengong," lanjut dia.
Tak hanya itu, lato-lato juga memunculkan sikap kompetitif atau persaingan antarpemain. Hening menjelaskan, sikap ini dapat memicu pemainnya agar bisa menjadi yang terbaik dalam memainkan lato-lato.
Selain itu, lato-lato dapat menjadi bentuk pemulihan atau healing, di mana orang yang memainkan lato-lato merasakan bahagia dan tertawa lepas.
Baca Juga: Kronologi Lato-Lato Pecah dan Melukai Mata Anak 8 Tahun di Kalbar, Operasi Dilakukan
Sayangnya, lato-lato juga memiliki sisi negatif. Hal utama yang membuat lato-lato menjadi kontroversi karena menimbulkan suara bising yang mengganggu orang lain.
“Sisi negatifnya, karena memang menimbulkan suara bising, otomatis itu mungkin akan mengganggu yang lain, orang lain bisa keganggu,” jelas Hening.
Bahan lato-lato yang terbuat dari plastik keras juga membuat permainkan itu cukup berbahaya bagi anak-anak. Jika tak sengaja ‘tersabet’ lato-lato dapat menimbulkan memar yang cukup sakit.
Seorang anak berusia 8 tahun di Kalimantan Barat bahkan harus menjalani operasi mata usai lato-lato yang dimainkan pecah dan melukai mata bocah tersebut.
Sumber : Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.