YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ahmad Munawar mengatakan, kembalinya penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) di Jakarta bukanlah solusi mengatasi kemacetan.
Komentar tersebut dinyatakan Munawar untuk merespons munculnya petisi daring "Kembalikan WFH di Jakarta", yang salah satu poinnya menilai bekerja di kantor atau work from office (WFO) sebagai biang kemacetan ibu kota.
"Penyelesaian macet itu dengan sistem transportasi yang baik dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi," ujar Ahmad Munawar melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis (5/1/2023), dikutip dari Antara.
Baca Juga: Ramai Petisi Kembalikan WFH, Heru Budi Serahkan ke Masing-Masing Perusahaan
Munawar memaparkan, kemacetan dapat diatasi dengan penyediaan fasilitas transportasi umum yang memadai.
Lain itu, pengurangan kendaraan pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari juga harus diterapkan.
Dibandingkan daerah lainnya, Munawar mengakui, DKI Jakarta terbaik dalam penggunaan transportasi umum.
Namun, karena jumlah penduduknya sangat banyak, maka moda transportasi umum disebutnya perlu diperbaiki lagi.
"Persentase penggunaan angkutan umum di Jakarta termasuk tinggi, tetapi banyak yang tinggal di luar Jakarta, sehingga perlu penambahan angkutan umum dan subsidi yang tinggi," sambung Guru Besar Transportasi Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM itu.
Baca Juga: Hujan Deras di Jakarta, Banjir Rendam Permukiman dan Kemacetan di Sejumlah Titik
Lebih lanjut, soal pengaturan kebijakan bekerja secara WFH atau WFO, Munawar menilai sebaiknya tidak pukul sama rata di setiap sektor.
Dia mencontohkan, di sektor pendidikan, pembelajaran berjalan kurang efektik ketika harus dilakukan secara WFH.
Selain itu, Munawar juga mengatakan bahwa penerapan kembali WFH justru akan menghambat, bahkan menghentikan kerja transportasi publik.
Baca Juga: Cerita Seorang Ibu di Kudus Melahirkan di Mobil Akibat Terjebak Macet dan Banjir!
"Ada hal-hal yang tidak tercapai dengan maksimal saat dilakukan secara online seperti interaksi dan diskusi antara dosen dengan mahasiswa. Namun, saat pembelajaran kembali dilakukan di kampus, pembelajaran berlangsung lebih efektif," kata Munawar menambahkan.
"Perputaran ekonomi di sektor transportasi akan berhenti, perputaran ekonomi hanya terjadi di kantor saja. Ini yang harus dipahami juga," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.