KIEV, KOMPAS.TV - Kepala Direktorat Intelijen Utama Ukraina (GRU) Kirill Budanov menyatakan bahwa akan ada lebih banyak serangan ke dalam teritori Rusia sebentar lagi. Namun, ia enggan berkomentar ketika ditanya apakah Ukraina menjadi akan dalang serangan-serangan itu.
Rusia sendiri belakangan ini diterpa serangan yang menyasar fasilitas-fasilitas militer di pedalaman wilayahnya. Pada 26 Desember lalu, pangkalan udara Rusia di Oblast (daerah setingkat provinsi) Saratov, ratusan kilometer dari perbatasan Ukraina, diserang drone.
Baca Juga: Ukraina Awali 2023 dengan Suram, Hadapi Rentetan Serangan Rusia Sejak Malam Tahun Baru
Kiev tidak mengakui pertanggungjawaban atas serangan tersebut. Pejabat-pejabat Kiev, termasuk Budanov, sekadar berkomentar “senang” melihat serangan seperti itu.
Budanov menyampaikan, akan ada serangan yang lebih “dalam” ke wilayah Rusia. Namun, ia mengaku hanya bisa bicara mengenai dalang serangan ketika perang usai.
Sementara itu, mengenai serangan ke Krimea, Budanov menegaskan bahwa Krimea adalah wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada 2014 silam.
“Krimea adalah teritori Ukraina, kami bisa menggunakan senjata apa pun di wilayah kami,” kata Budanov kepada ABC News, Rabu (4/1/2023).
Lebih lanjut, Budanov menyatakan bahwa militer Ukraina akan segera memanfaatkan dengan baik sistem rudal Patriot kiriman Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, pasukan Ukraina telah menggunakan sistem roket HIMARS kiriman AS untuk mengimbangi daya tempur artileri Rusia.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih atas semua bantuan yang kami dapat. Dan kami meminta bantuan kontinu untuk Ukraina,” kata Budanov.
“Saya janji tidak akan memakan waktu lama bagi setiap pembayar pajak di AS untuk melihat ke mana larinya tiap sen yang dileluarkan. Kita akan mengubah dunia ini bersama,” lanjutnya.
Baca Juga: Putin Sebut Ledakan Jembatan Krimea Ulah Terorisme Ukraina, Penasihat Zelenskyy Beri Balasan Menohok
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.