YERUSALEM, KOMPAS.TV - China dan Uni Emirat Arab (UEA) mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar pertemuan usai pejabat Israel menyerbu Masjid Al Aqsa pada Selasa (3/1/2023).
Middle East Eye melaporkan, pertemuan DK PBB kemungkinan digelar pada Kamis (5/1) besok.
Pejabat yang dimaksud yakni Menteri keamanan nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir. Serbuannya ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dianggap oleh banyak pihak sebagai tindakan provokasi.
Uni Emirat Arab, yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 sebagai bagian dari Abraham Accords yang didukung Amerika Serikat (AS), merilis sebuah pernyataan.
"UEA hari ini mengutuk keras penyerbuan halaman Masjid Al-Aqsa oleh seorang menteri Israel di bawah perlindungan pasukan Israel."
UEA meminta "otoritas Israel memikul tanggung jawab untuk mengurangi eskalasi dan ketidakstabilan di kawasan tersebut".
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Sambut Anggota Baru, Siapa Saja?
Kunjungan Ben-Gvir telah dibandingkan dengan tindakan eks perdana menteri Israel Ariel Sharon yang melakukan perjalanan serupa ke situs tersebut pada tahun 2000, memicu pemberontakan Palestina Intifada Kedua.
Selepas lawatannya ke Al-Aqsa, Ben-Gvir dikecam habis-habisan oleh politisi oposisi Israel dan sekutu regional, termasuk beberapa sekutu terdekat negara tersebut.
"Amerika Serikat berdiri teguh ... untuk pelestarian status quo sehubungan dengan situs suci di Yerusalem," kata Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre.
"Setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima," imbuh dia.
Secara terpisah, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, kunjungan itu "berpotensi memperburuk ketegangan dan memprovokasi kekerasan."
Baca Juga: Banjir Kecaman Kunjungan Menteri Keamanan Israel ke Masjid Al-Aqsa: Dari Palestina hingga AS
Sumber : MEE
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.