SAMARA, KOMPAS.TV - Para pelayat di Rusia menyuarakan kesedihan dan kemarahan dalam perkabungan publik yang jarang terjadi. Perkabungan ini digelar untuk menghormati sejumlah besar tentara Rusia yang terbunuh oleh serangan Ukraina pada malam tahun baru.
Dalam pengakuan yang jarang terjadi, Rusia mengatakan, sebanyak 63 prajurit tewas ketika titik penempatan sementara di Makiivka di bagian timur Ukraina yang dikuasai oleh separatis pro-Moskow sejak 2014 diserang Ukraina, seperti laporan Straits Times, Selasa (3/1/2022).
Ukraina mengaku bertanggung jawab atas serangan itu namun mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi.
Sekitar 200 orang meletakkan mawar dan karangan bunga di alun-alun pusat Kota Samara, tempat beberapa prajurit berasal, saat seorang pendeta Ortodoks membacakan doa.
Tentara juga menembakkan senjata pada peringatan tersebut, di mana beberapa pelayat terlihat memegang bendera untuk partai Rusia Bersatu yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.
“Ini sangat sulit, menakutkan. Tapi kita tidak bisa dihancurkan. Kesedihan itu menyatukan,” kata Ekaterina Kolotovkina, kepala kelompok istri tentara pada upacara tersebut.
Baca Juga: Roket HIMARS Ukraina Kiriman AS Hantam Fasilitas Penuh Tentara Rusia di Donetsk, 63 Serdadu Tewas
Media lokal melaporkan acara serupa juga diadakan di bagian lain wilayah Samara.
Kematian tersebut segera memicu kritik online yang keras di Rusia terhadap komando senior angkatan darat, termasuk dari komentator nasionalis yang mendukung intervensi militer Rusia.
Koresponden militer Rusia, yang pengaruhnya meningkat beberapa bulan terakhir, mengatakan ratusan orang bisa saja terbunuh, seraya menuduh komandan tinggi Rusia tidak belajar dari kesalahan masa lalu.
Kemarahan tersebut diperkuat oleh laporan bahwa banyak dari korban adalah tentara cadangan yang baru-baru ini dimobilisasi menjadi tentara.
Ada juga laporan bahwa prajurit ditempatkan di sebelah depot amunisi yang meledak dalam serangan itu, dan beberapa dapat menggunakan ponsel Rusia mereka, sehingga terpantau dan lokasi mereka terlacak pasukan Ukraina.
“Kesimpulan apa yang akan ditarik? Siapa yang akan dihukum?” kata Mikhail Matveyev, anggota Parlemen Rusia yang mewakili Samara, menulis di media sosial.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.