BEIRUT, KOMPAS.TV - Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA) merilis, sepertiga penduduk Arab hidup di bawah garis kemiskinan seperti laporan.
Laporan dari badan PBB itu menyebutkan kemiskinan yang meningkat di negara-negara Arab berdampak pada 130 juta orang. ESCWA merupakan satu dari lima komisi regional PBB yang mendukung pembangunan ekonomi dan sosial yang inklusif dan berkelanjutan di negara-negara Arab. Badan PBB itu juga bertugas meningkatkan integrasi kawasan.
Mengutip UN News, Sabtu (31/12/2022), tingkat kemiskinan di tanah Arab tersebut diperkirakan akan meningkat selama dua tahun ke depan, mencapai 36 persen dari populasi pada tahun 2024.
Di luar negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk dan Libya, lebih dari sepertiga penduduk di tanah Arab terpengaruh.
Menurut ESCWA, ekonomi di kawasan tersebut diproyeksikan tumbuh hanya sebesar 4,5 persen tahun 2023 dan 3,4 persen pada tahun 2024 meski terjadi gangguan selama pemulihan ekonomi global.
Pengangguran di kawasan Arab menjadi yang tertinggi di dunia pada tahun 2022, yakni sebesar 12 persen. "Kemungkinan terjadi sedikit penurunan pada 2023 menjadi 11,7 persen," kata ESCWA.
Baca Juga: Proyek Ambisius Arab Saudi, Bakal Bangun Bandara Terbesar di Dunia
Ketua penyusun laporan ESCWA tersebut, Ahmed Moummi, mengatakan meski prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan itu positif, terjadi perbedaan yang signifikan di masing-masing negara, yang diperparah oleh perang di Ukraina.
"Situasi saat ini memberikan peluang bagi negara-negara Arab penghasil minyak untuk mendiversifikasi ekonomi mereka di sektor energi dengan mengumpulkan pasokan dan berinvestasi di proyek-proyek yang menghasilkan pertumbuhan inklusif dan pembangunan berkelanjutan," katanya.
Namun, terlepas dari prospek pertumbuhan yang positif di kawasan itu, Ahmed Moummi, penulis utama Survei, menunjuk pada perbedaan yang signifikan di antara negara-negara, terutama yang diperparah oleh perang di Ukraina.
Memperhatikan bahwa dampaknya tidak sama untuk semua negara Arab, dia menyatakan, negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk dan negara-negara pengekspor minyak lainnya akan terus mendapatkan keuntungan dari harga energi yang lebih tinggi.
Pada saat yang sama, negara-negara pengimpor minyak akan mengalami beberapa tantangan sosial ekonomi, termasuk kenaikan biaya energi, kekurangan pasokan makanan, dan penurunan arus masuk pariwisata dan bantuan internasional.
Melalui survei tahunannya, ESCWA memberikan analisis tentang tren sosial dan ekonomi terbaru di kawasan untuk membantu negara anggota dalam mengembangkan dan menerapkan kebijakan berbasis bukti dan meningkatkan proses perencanaan ekonomi untuk pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Sumber : UN News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.