Anda pengguna kereta commuter line Jabodetabek dan dari kalangan ekonomi mampu?
Siap-siap, karena bisa jadi anda harus membayar lebih mahal tahun depan.
Ide pemilahan tarif KRL untuk kalangan orang kaya ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi KaryaSumadi, Selasa (27/12).
Meski demikian, Menhub memastikan tarif KRL Jabodetabek tidak akan naik. namun, kebijakan penyesuaian tarif sesuai sasaran subsidi akan dikaji.
Belum jelas sistem pemilahan tarif yang akan dilakukan lewat kartu, tetapi wacana ini memicu pro dan kontra di masyarakat, pasalnya transportasi publik yang murah bisa menekan kemacetan.
Tarif KRL sebesar Rp3.500 per 25 kilometer, yang diterapkan selama 5 tahun terakhir ini adalah tarif penugasan pelayanan publik, atau public service obligation, PSO yang disubsidi oleh pemerintah.
Tarif KRL tanpa subsidi, sebenarnya berkisar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.
JAKARTA, KOMPAS.TV - Jika pembedaan tarif diberlakukan, bisa jadi tarif krl untuk orang kaya akan berada di kisaran ini.
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin menilai ide pemilahan tarif ini baik, tetapi harus diuji coba terlebih dulu.
DPR juga akan meminta penjelasan Kementerian Perhubungan tentang mekanisme penerapan pembedaan tarif KRL.
Baca Juga: Orang Kaya akan Bayar KRL Tanpa Subsidi, Menhub: Sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000
Pakar Transportasi Publik, Joko Setiyowarno mengakui ada potensi penyimpangan jika sistem pemilahan tarif untuk masing-masing pengguna tidak diformulasi dengan baik.
Kementerian Perhubungan masih menimbang-nimbang data apa yang akan menjadi dasar pembeda tarif antar penumpang.
Sistem dan penerapan kebijakan tarif KRL di tahun 2023 ini pun masih akan terus dikaji agar subsidi lebih tepat guna dan tepat sasaran.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.