BMKG Prediksi Banjir Rob Ancam Wilayah Pesisir Tanah Air: Waspada dan Update Informasi Cuaca Maritim

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia pada akhir tahun 2022 hingga awal 2023 mendatang.

Potensi banjir rob itu disebabkan fenomena bulan baru pada 23 Desember 2022 dan jarak terdekat bulan ke bumi (perigee) pada 24 Desember 2022. Hal itu berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Berdasarkan pantauan data water level atau ketinggian air dan prediksi pasang surut, banjir pesisir atau rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Salah satunya, pesisir Utara DKI Jakarta.

"Banjir rob di pesisir utara DKI Jakarta diprediksi akan terjadi pada 3-10 Januari 2023," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Kamis (29/12/2022).

Selain DKI Jakarta, terdapat 10 wilayah Indonesia yang berpotensi terjadi banjir rob.

Adapun diantaranya, pesisir Kepulauan Riau pada 21-31 Desember 2022, pesisir Bangka Belitung pada 24-31 Desember 2022, pesisir Banten pada 21 Desember 2022-5 Januari 2023.

Baca Juga: BMKG Prakirakan Hujan Sangat Lebat hingga Ekstrem Berpotensi Terjadi di Wilayah-Wilayah Ini Besok

"Kemudian banjir rob di pesisir Jawa Barat di pantai utara dan selatan diprediksi sudah mulai 20-31 Desember 2022, banjir rob di utara Jawa Tengah diprediksi 28 Desember 2022-8 Januari 2023, pesisir Kalimantan Barat pada 24-29 Desember 2022," urainya.

Selanjutnya, banjir rob pesisir Kalimantan Tengah di Kotawaringin Barat diprediksi terjadi pada 24-29 Desember 2022, pesisir Sulawesi Utara pada 20-29 Desember 2022, pesisir Maluku Utara pada 25-29 Desember 2022, serta pesisir utara Papua atau Jayapura pada 24-30 Desember 2022.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," tegasnya.

Pasalnya, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.

Di antaranya seperti mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, pemukiman pesisir, serta tambak garam dan perikanan darat.

Baca Juga: Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati: Ada Peningkatan Curah Hujan Ekstrem di Sejumlah Lokasi Strategis