JAKARTA, KOMPAS.TV - Kini, pekerjaan semakin beragam. Salah satu industri yang sedang populer dan berkembang pesat adalah STEM, yang merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, dan Math.
Bidang ini memiliki banyak memerlukan kemampuan untuk berinovasi, memecahkan masalah, dan berpikir kritis. Sayangnya, sebagian besar pekerja di industri ini adalah laki-laki. Lalu, bagaimana dengan perempuan?
Dalam siniar Obsesif bertajuk “Women & Career in STEM Industry” yang dapat diakses melalui dik.si/ObsesifAmanda, Amanda Simandjuntak, Co-Founder Skillvul & Markoding, membagikan pemikirannya mengenai karier perempuan dalam industri ini.
Pada zamannya, Amanda mengaku bahwa perempuan yang mengambil jurusan computer science sangat sedikit. Bahkan, setelah sepuluh tahun berlalu, perubahan tersebut tak terlalu signifikan.
Hal ini sangat disayangkan karena peluang di industri ini sangat besar dan terbuka luas. Ia mengungkapkan, “Komposisinya masih kurang, belum equal. Kalo ke tech company dan liat ke programmer, itu laki-laki semua.”
Padahal, sampai 2030, Indonesia membutuhkan 17 juta talenta digital. Namun, jarak antara jumlah yang dibutuhkan dan para lulusannya cukup jauh, yaitu sembilan juta.
Baca Juga: Vintage Music Store: Hasilkan Cuan dari Alat Musik Lama
“Kesempatannya gede banget dan gak pernah segede ini sebelumnya. Jadi, sangat disayangkan banget kalau perempuan udah takut duluan sebelum nyoba STEM,” ujar Amanda.
Amanda juga membuktikan kalau jumlah perempuan di industri STEM Indonesia masih tergolong rendah. “Di Indonesia itu sekarang cuma ada 22 persen perempuan di industri STEM. Jika dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, kayak Thailand dan Vietnam, kita yang paling rendah,” pungkasnya.
Sebenarnya, secara kemampuan, tak ada yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Namun, satu hal yang menghalangi adalah rasa percaya diri perempuan yang terlalu rendah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.