SOLO, KOMPAS.TV - Dua kubu Keraton Solo yang sedang berseteru akhirnya saling lapor ke pihak yang berwajib.
Seperti diketahui kedua kubu yang berseteru itu adalah pihak Paku Buwono XIII dengan salah satu putra-putrinya.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat mengatakan, pihaknya membantu pelaporan dari para korban penganiayaan di kawasan keraton.
"Kami bersama tim hukum Keraton Kasunanan Surakarta, dimintai tolong para korban penganiayaan di kawasan keraton, hak bagi mereka untuk melaporkan," kata Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat di Solo, Senin (26/12/2022).
"Jadi ketika kami dimintai keterangan sebagai saksi kami siap, agar tidak terjadi simpang siur. Semua jadi gamblang, ini bermula dari kasus pencurian kok melebar kemana-mana, agar alurnya jelas. Termasuk aktor intelektualnya," imbuhnya.
Baca Juga: Buntut Geger Keraton Kasunanan Surakarta, Bidpropam Polda Jateng Periksa Seorang Anggota Polri
Ia juga menyampaikan ada empat orang yang mengalami trauma akibat kejadian anarkis ini.
"Sebetulnya korban yang luka (akibat penganiayaan) banyak, namun kami konsentrasi ke yang luka parah, ada empat orang. Mereka mengalami trauma juga. Abdi dalem sepuh kami juga trauma, karena kami tidak terbiasa dengan aksi anarkis seperti ini," ucapnya.
Sebelumnya pada Minggu (25/12) salah satu putri Raja Keraton Solo Paku Buwono XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, melakukan pelaporan ke polisi.
Ia mengatakan pelaporan atas kasus dugaan penodongan menggunakan senjata api yang terjadi di Keraton Solo.
Dalam keterangan, laporan dilakukan bersama dua cucu PB XIII yakni BRM Yudistira dan BRM Suryo Mulyo.
"Kami melaporkan kejadian kemarin, dugaan pengeroyokan dan penganiayaan, serta dugaan penodongan senjata api dari oknum aparat," katanya.
Sebagai informasi, konflik di Keraton Surakarta pecah pada Jumat (23/12). Pada ricuh tersebut sejumlah orang, di antaranya dari abdi dalem terluka.
Hal ini terjadi karena akibat konflik internal keluarga yang berkepanjangan.
Konflik dipicu penutupan Pintu Kamandungan, Jolotundo dan pintu lainnya yang menjadi akses di Keraton Kasunanan Solo.
Memanasnya kondisi Keraton Solo berujung pada penganiayaan hingga penodongan pistol ke cucu Pakubuwono ke-13.
Baca Juga: Kisruh Keraton Surakarta Tak Kunjung Usai, Apa Masih Bisa Dimediasi?
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.