JAKARTA, KOMPAS.TV- Sri Ratmini gelisah saat tahu cukai rokok naik lagi tahun depan. Itu berarti, harga rokok akan naik dan otomatis pengeluaran suaminya untuk membeli rokok semakin besar.
Kepada Kompas TV, ia mengaku suaminya memang punya anggaran tersendiri untuk membeli rokok. Uang belanjanya yang Rp1,5 juta per bulan tidak pernah diambil lagi untuk beli rokok. Namun ia berpikir, jika harga rokok lebih murah tentu ia akan dapat uang belanja lebih banyak.
"Rp1,5 juta untuk makan sebulan mana cukup. Belum kalau beras, minyak goreng, dan gas habis," katanya saat dihubungi pada Selasa (20/12/2022).
Sri yang tinggal di Kampung Makasar, Jakarta Timur ini punya satu anak yang duduk di bangku Kelas 1 SMP. Ia pun sudah sering meminta uang belanjanya dinaikkan, tapi belum respons positif dari suaminya.
"Selama ini sudah protes, tapi ya mau gimana lagi. Terima saja," ujarnya.
Zat nikotin yang ada dalam rokok bersifat adiktif, sehingga membuat perokok kecanduan. Alhasil, meski pemerintah rajin menaikkan cukai rokok yang membuat harga rokok naik, mereka tetap membelinya.
Baca Juga: Daftar Kebijakan Berlaku di 2023: Blokir STNK, Cukai Rokok Naik hingga Bayar Tol Tanpa Sentuh
Seperti Bambang, perokok aktif yang merupakan konsumen produk Dji Sam Soe Super Premium. Ia kesal karena menilai pemerintah mengambil uang perokok setiap tahun untuk membiayai negara, tapi banyak larangan-larangan terkait perokok.
Tapi Bambang tidak kapok. Ia akan tetap menghisap rokok dalam jumlah seperti biasa, walau harganya akan naik.
"Rejeki mah ada aja," ucapnya saat disinggung pengeluaran bulanannya juga akan ikut naik.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.