JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota DPR RI Fraksi PDIP TB Hasanuddin mengkritik pedas wacana penundaan pelaksanaan Pemilu 2024 yang diserukan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet.
Menurutnya, wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pesta demokrasi itu merupakan bentuk pelecehan terhadap konstitusi.
Baca Juga: Bamsoet Sarankan Pemilu 2024 Dipikirkan Ulang: Berpotensi Panaskan Suhu Politik Nasional
"Sudahlah, tak perlu bicara soal menunda atau mengundurkan Pemilu karena inkonstitusional dan mengkhianati kontrak politik dengan rakyat," kata Hasanuddin kepada awak media, Jumat (9/12/2022).
Ia menjelaskan, ada beberapa alasan usulan tersebut melawan konstitusi.
Pertama, bertentangan dengan UUD RI 1945 Pasal 22E Ayat (1) yang berbunyi: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
Kedua, bertentangan dengan UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Pasal 167 ayat (1) yang berbunyi: Pemilu dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
"Saya rasa sudah sangat jelas, bila bertentangan dengan konstitusi dan UU, serta tidak diatur mekanismenya (penundaan pemilu) oleh peraturan perundang-undangan, maka lebih baik dihentikan saja. Jika dibiarkan, usulan penundaan pemilu hanya menjadi perbuatan melanggar konstitusi," ujarnya.
Baca Juga: Pengamat soal Saran Bamsoet untuk Pikirkan Ulang Pelaksanaan Pemilu 2024: Pengkhianat Konstitusi
Sebelumnya, Bamsoet menganggap penyelenggaraan Pemilu 2024 sebaiknya dipikirkan ulang.
Alasan Bamsoet, sejumlah potensi perlu diwaspadai. Salah satunya Pemilu 2024 disebut berpotensi memanaskan suhu politik nasional.
"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu," kata Bambang dalam tayangan Youtube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Politisi dari Golkar itu juga menyinggung soal proses pemulihan akibat pandemi Covid-19, serta potensi ancaman global dan potensi bencana.
"Nah ini juga harus dihitung betul, apakah momentumnya (Pemilu 2024) tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.