LUMAJANG, KOMPAS.TV - Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengungkapkan, pengungsi erupsi Gunung Semeru masih mengalami trauma akibat awan panas guguran yang terjadi pada Minggu (4/12/2022) kemarin.
"Per tadi malam saya ke tempat pengungsian, yang utama mereka (pengungsi) masih trauma," ungkap Thoriq dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (5/12/2022)
Meski tinggal di daerah atau wilayah zona kuning dan hijau, kata dia, masyarakat masih khawatir karena trauma dengan kondisi gelap gulita akibat hujan abu dampak erupsi Gunung Semeru tahun 2021.
"Kejadian tahun lalu ketika hujan abu dan menjadikan wilayahnya gelap gulita, itu yang membuat mereka masih khawatir," kata Thoriq.
Baca Juga: Update Erupsi Gunung Semeru: Sebagian Pengungsi sudah Kembali ke Rumah
Melansir dari Kompas.com, hujan abu atau jatuhan piroklastik terjadi ketika letusan gunung berapi membentuk asap yang sangat tinggi. Ketika energi untuk mendorong asap habis, abu akan menyebar sesuai arah angin menuju permukaan Bumi.
Hasil penelitian menunjukkan abu vulkanik mengandung aluminium, silika, kalium, dan besi. Abu ini merupakan partikel batuan gunung berapi yang hancur hingga berukuran kurang dari 2 milimeter. Namun, bukan tidak mungkin material mengandung bongkahan berukuran lebih dari 2 milimeter.
Baca Juga: PVMBG Sebut Abu Vulkanik Gunung Semeru Sebabkan Jalan Licin saat Terkena Hujan
Selain berdampak terhadap lingkungan, abu vulkanik juga berdampak terhadap kesehatan manusia.
Baca Juga: Semeru: Puncak Abadi Para Dewa, Saksi Bisu Akhir Hidup Soe Hok Gie, hingga Jadi Lagu Dewa 19
Mengurangi dampak hujan abu terhadap lingkungan mungkin sulit dilakukan. Namun, beberapa upaya bisa dilakukan untuk mengurangi dampak hujan abu terhadap kesehatan.
Anda perlu menghindari hujan abu sebanyak mungkin. Pertama, tetap berada di dalam ruangan dan tutup semua celah, seperti pintu, jendela, dan ventilasi. Kedua, Anda bisa menggunakan alat bantu untuk melindungi diri Anda dari abu vulkanik, seperti menggunakan masker dan kacamata pelindung.
Ketiga, segera bantu orang tua, anak-anak, dan orang dengan riwayat penyakit saluran pernapasan, seperti asma dan bronkitis, untuk melindungi diri. Keempat, hindari berkendara ke luar rumah jika tidak diperlukan karena jarak pandang yang sangat terbatas dan berisiko.
Terakhir, hindari meminum air yang tercemar hujan abu. Pastikan Anda selalu memiliki persediaan air minum setidaknya untuk beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Status Gunung Semeru Naik dari Siaga Jadi Awas Usai Erupsi Tiga Hari Berturut-turut
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.