WASHINGTON, KOMPAS.TV - Sekitar 200 demonstran turun ke jalan di Washington, Amerika Serikat (AS) pada Minggu (4/12/2022). Mereka menggelar aksi protes menentang ketatnya kebijakan pengendalian Covid-19 di China.
Demonstran juga mendesak adanya pembaruan politik dengan mundurnya Presiden Xi Jinping serta Partai Komunis China (CCP) dari kekuasaan.
Demonstrasi ini mengikuti gelombang protes yang melanda China sepekan belakangan. Di China, demonstrasi yang tadinya memprotes kebijakan pengendalian Covid-19 berkembang menjadi penuntutan atas kebebasan lebih luas dan pelengeseran pemerintahan Xi Jinping.
Serangkaian demonstrasi tersebut dipicu oleh insiden kebakaran di Urumqi, Provinsi Xinjiang, di wilayah barat laut China yang menewaskan sepuluh orang.
Korban diduga tidak bisa menyelamatkan diri karena gedung terkunci akibat kebijakan pengendalian Covid-19.
Baca Juga: China Bergejolak karena Covid-19, Intelijen AS: Xi Jinping Masih Ogah Menerima Vaksin Barat
Associated Press melaporkan, demonstran di AS menggelar aksi menyalakan lilin di Freedom Plaza atau Plaza Kebebasan, dekat Gedung Putih.
Mereka membawa papan bertuliskan, "Tolak Kediktatoran, Tolak Penyensoran", demonstran juga bersorak, "Bebaskan China!"
Sebagian demonstran di Washington ini diketahui berasal dari elemen mahasiswa China dan etnis minoritas Uighur dan Tibet.
Liu, partisipan protes yang hanya bersedia mengungkap nama keluarganya karena khawatir akan ada pembalasan dari pemerintah China, mengaku merasa bertanggung jawab menyuarakan isu domestik China di negara yang memberinya kebebasan berbicara.
"Saya tidak terlalu peduli dengan isu kemasyarakatan ini sebelum itu terjadi kepada saya," kata Liu.
"Kebijakan (pengendalian) Covid (di China) sangat tidak pantas. Sekarang, karena saya di negara dengan kebebasan berpendapat, saya harus melakukan yang terbaik ketika hak-hak saya dilindungi," lanjutnya.
Sementara itu, seorang demonstran lain mengaku terinspirasi oleh keberanian kaum muda di China yang berani memprotes rezim Xi Jinping.
"Bagaimana kami tidak beraksi setelah mereka melakukannya? Saya setidaknya menunjukkan ke mereka bahwa mereka tidaklah sendiri," kata demonstran tersebut.
Kebijakan nol-Covid China yang ketat sendiri dilaporkan menimbulkan frustrasi publik belakangan ini, membatasi gerak jutaan warga di kediaman mereka sendiri ketika pembatasn agresif digalakkan.
Baca Juga: Xi Jinping Disebut Akui Kebijakan Nol-Covid Buat Rakyat China Frustrasi, Isyaratkan Pelonggaran
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.