TOKYO, KOMPAS.TV - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022) membuat otoritas Jepang turut mewaspadai ancaman tsunami.
Walaupun berjarak sekitar 5.000 kilometer dari lokasi erupsi, Badan Meteorologi Jepang tetap memantau potensi terjadinya gelombang tsunami yang bisa sampai ke Jepang.
Menurut laporan NHK, berdasarkan pantauan otoritas Jepang, tidak ada perubahan tekanan atmosfer yang cukup signifikan di negara itu sejak erupsi Semeru.
Tekanan atmosfer yang disebabkan erupsi gunung berapi di lokasi yang jauh sendiri dapat menjadi penyebab pergantian tingkat gelombang laut.
Badan Meteorologi Jepang sendiri melaporkan bahwa sejauh ini Jepang tidak terancam tsunami akibat erupsi Semeru.
Namun, otoritas meteorologi tersebut mengingatkan warga untuk tetap memantau informasi terkini.
Baca Juga: Dua Dusun di Kecamatan Pronojiwo Rusak Parah Usai Diterjang Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
Hingga berita ini diturunkan, Badan Meteorologi Jepang telah menyiarkan dua siaran pers tentang potensi tsunami dari erupsi Semeru.
Apabila tidak ada perubahan tekanan atmosfer atau level gelombang laut, pembaruan informasi akan dipungkasi dengan siaran pers kedua tersebut.
"Kami tengah memeriksa apakah akan ada tsunami di Jepang karena erupsi ini (Semeru). Saat ini, tidak ada perubahan level gelombang laut yang signifikan yang terpantau dari titik-titik obsevasi di Jepang dan lepas pantai," demikian bunyi siaran pers Badan Meteorologi Jepang.
NHK melaporkan, Badan Meteorologi Jepang mulai merilis informasi tentang level tekanan atmosfer dan gelombang laut di sekitar Jepang usai erupsi gunung berapi di Tonga, Januari 2022 lalu.
Erupsi gunung bawah laut di Tonga sendiri menimbulkan perubahan tekanan atmosfer di Jepang dan memicu gelombang tsunami yang sampai ke sana.
Badan Meteorologi Jepang merilis informasi itu apabila suatu erupsi di tempat jauh menimbulkan kolom asap hingga 15 kilometer.
Menurut pantauan Pusat Informasi Abu Vulkanis Darwin Australia (VAAC), erupsi gunung Semeru pada Minggu (4/12) menimbulkan kolom asap setinggi sekitar 15 kilometer.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Sumber Daya Energi dan Mineral Republik Indonesia telah menaikkan status aktivitas Gunung Semeru dari Siaga menjadi Awas per Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 1.979 jiwa telah mengungsi sebagai imbas dari erupsi Gunung Semeru.
Baca Juga: Kondisi Terkini Pasca Erupsi Gunung Semeru, Wabup Lumajang: Guguran Awan Panas Mereda, Cuaca Cerah
Sumber : Kompas TV/NHK
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.