MOSKOW, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov hari Kamis (12/1/2022) menuduh Barat terlibat langsung dalam konflik di Ukraina dengan memasok senjata dan melatih tentara Ukraina.
Sergey Lavrov mengatakan serangan Rusia terhadap fasilitas energi Ukraina dan infrastruktur utama lainnya yang menyebabkan jutaan warga Ukraina tanpa listrik, pemanas, dan air dimaksudkan untuk melemahkan potensi militer Ukraina dan menggagalkan pengiriman senjata Barat seperti laporan Associated Press, Kamis (1/12/2022).
"Anda tidak boleh mengatakan bahwa AS dan NATO tidak ikut serta dalam perang ini, Anda berpartisipasi langsung di dalamnya," kata Lavrov dalam panggilan video dengan wartawan.
"Dan tidak hanya dengan menyediakan senjata tetapi juga dengan melatih personel. Anda melatih militer mereka di wilayah Anda, di wilayah Inggris, Jerman, Italia, dan negara lain."
Lavrov mengatakan rentetan serangan rudal Rusia dimaksudkan untuk "melumpuhkan fasilitas energi yang memungkinkan Anda terus memompa senjata mematikan ke Ukraina untuk membunuh Rusia."
"Infrastruktur yang menjadi sasaran serangan itu digunakan untuk memastikan potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina dan batalyon nasionalis," kata Lavrov.
Ukraina dan Barat menuduh Rusia menargetkan infrastruktur sipil utama untuk menekan moral dan memaksa Ukraina melakukan pembicaraan damai dengan syarat Moskow.
Baca Juga: Menlu Rusia Sergei Lavrov Tuduh NATO Kobarkan Ketegangan di Laut China Selatan
Lavrov bersikeras Moskow tetap terbuka untuk pembicaraan yang akan mengakhiri konflik. "Kami tidak pernah meminta pembicaraan tetapi selalu mengatakan siap mendengarkan mereka yang tertarik dengan penyelesaian yang dirundingkan," kata Lavrov.
Kremlin mendesak Ukraina mengakui Krimea yang dianeksasi Moskow dari Ukraina tahun 2014 sebagai bagian dari Rusia, dan mengakui perolehan wilayah lain yang telah dilakukan Rusia sejak mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.