JAKARTA, KOMPAS.TV - Pastinya, setiap orangtua ingin anak-anak mereka mengonsumsi makanan penuh gizi dan seimbang. Akan tetapi, tidak jarang orangtua kerap mendengar rengekan atau tangisan anak yang meminta makanan ini-itu yang sesuai dengan apa yang mereka suka dan inginkan.
Melansir dari IDAI, anak pada rentan usia 1–3 tahun memang biasa suka pilih-pilih makanan. Terlebih pada usia tersebut merupakan usia yang penuh tantangan bagi orangtua. Anak berkembang dan tumbuh dengan pesat, mencoba sesuatu yang baru, serta meniru perilaku orang terdekatnya.
Itulah mengapa, penting bagi orangtua untuk mengajari anak berperilaku menghargai makanan. Orangtua juga tidak bisa memberi makan hanya dengan melihat nafsu makan anak. Akan tetapi, perilaku pilih-pilih makanan ini merupakan sebuah fase yang biasa terjadi.
Karena dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak kerap memiliki rasa enggan untuk mencoba makanan baru yang menurutnya tidak enak. Keadaan inilah yang juga diangkat dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Menghargai Makanan” yang menceritakan Ruru memperingati Bani saat enggan menghabiskan masakan Nono. Adapun siniar ini dapat diakses melalui dik.si/DopingHargaiMakanan.
Tentunya, perilaku anak yang sulit makan ini akan menyebabkan orangtua frustasi. Tidak jarang juga orangtua jadi takut, bingung, stress, bertanya-tanya, dan bahkan memarahi anak.
Untuk menyikapi anak yang sedang sulit makan, orangtua harus mulai dengan mencari tahu alasan mereka tidak mau makan. Karena bisa jadi penolakan makanan yang dilakukan secara terus-menerus mengindikasikan sesuatu yang serius.
Lantas, alasan apa saja yang dapat menjadi penyebab anak tidak mau makan? Melansir dari yourkidstable, berikut adalah lima alasan anak tidak mau makan.
Jika penolakan makan anak merupakan fase, orangtua mungkin dapat berpikir sang anak sedang tumbuh gigi. Akan tetapi, orangtua juga harus curiga mungkin ada sesuatu yang salah dalam tubuh anak.
Baca Juga: Pentingnya Mengajarkan Edukasi Seks pada Anak
Dua penyebab terbesar adalah naiknya asam lambung dan sembelit. Kedua masalah yang sangat umum terjadi pada anak-anak ini dapat membuat anak berhenti makan. Sayangnya, anak kerap kali tidak mengeluhkan perutnya yang sakit.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang tidak menyadari atau bisa jadi, mereka belum dapat mengungkapkan perasaan sakit mereka dengan kata-kata.
Nyatanya, bagi anak yang makan pilih-pilih, pemrosesan sensorik memainkan peran besar. Mengapa? Karena anak kerap merasa jijik atas tekstur yang tidak biasa dan masuk ke mulut mereka. Akibatnya, mereka tidak mau makan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.