KOMPAS.TV – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus menilai waktu pelaksanaan kegiatan relawan Jokowi yang digelar di Gelora Bng Karno (GBK) tidak pas dengan kondisi saat ini.
Menurut Deddy, pihaknya bukan keberatan dengan kegiatan tersebut, tetapi hanya mengkritik karena tidak pas.
“Saya kira bukan keberatan ya, kami mengkritik. Wajar ya kita mengkritik sesuatu yang menurut kita tidak pas,” ucapnya dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (29/11/2022).
Deddy menyebut secara momentum, kegiatan tersebut tidak pas karena Indonesia baru saja selesai melaksanakan perhelatan Presidensi G20.
“Kenapa secara momentum tidak pas? Kita baru saja mengakhiri presidensi G20 yang seharusnya diglorifikasi sedemikian rupa sebagai sebuah pencapaian luar biasa dari era kepemimpinan Pak Jokowi.”
Baca Juga: Analis Politik Sebut Sasaran Utama Pengritik Relawan Sebenarnya Jokowi, tapi Tidak Enak Hati
“Tapi serta merta hilang akibat acara ini. Rakyat belum paham apa yang kita dapat dari G20, tapi akhirnya itu hilang,” tegasnya.
Kedua, secara etika, lanjut Deddy, dilaksanakan pada saat kita masih berduka dengan gempa di Cianjur.
“Kita tahu masih ribuan orang berada di jalanan, di Cianjur, di tenda-tenda pengungsian.”
“Banyak korban yang meninggal dunia, banyak yang membutuhkan bantuan, bahkan masih ada yang belum ditemukan. Ini kan secara etika tidak pas, gitu ya,” tuturnya.
Ketiga, pihaknya melihat bahwa penggunaan GBK sebenarnya tidak memenuhi apa yang sudah disampaikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Menurutnya, GBK terlarang untuk pemakaian apa pun sampai pelaksanaan final piala dunia U20 pada tahun depan.
“Kita saja sebagai partai politik penguasa itu mengalah, gitu ya, taat azas, taat aturan. Tetapi, kami percaya bahwa teman-teman ini memaksakan harus kemarin, yang menurut kita tidak ada urgensinya.”
Akhirnya, lanjut dia, kegiatan itu menimbulkan kegaduhan publik, yang dikhawatirkan akan merugikan citra Jokowi sebagai presiden.
Baca Juga: Acara Relawan Turunkan Legitimasi dan Netralitas Presiden Jokowi?
“Yang jelas kan merugikan citra Pak Jokowi. Pertama, seolah-olah menabrak aturan yang telah digaiskan oleh kementerian teknis. Itu kan sangat tidak baik buat Pak Jokowi juga buat kita.”
Lalu, lanjut dia, sorotan tentang pelaksanaan kegiatan di tengah duka akibat gempa bumi di Cianjur.
“Orang menyoroti bahwa, ‘Ini kita di Cianjur masih begini, lu udah ngumpul-ngumpul’. Itu kan juga merugikan Pak Jokowi, padahal kita tahu sendiri, Pak Jokowi dua kali ke Cianjur, dan itu hilang gara-gara acara ini.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.