BEIJING, KOMPAS.TV - Militer China hari Selasa (29/11/2022) mengatakan mereka mengusir kapal penjelajah rudal Amerika Serikat yang "secara ilegal menyusup" ke perairan dekat Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
“Tindakan militer AS sangat melanggar kedaulatan dan keamanan China,” kata Tian Junli, juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat seperti laporan Straits Times, Selasa (29/11/2022).
Kapal yang dimaksud, kapal penjelajah rudal berpemandu USS Chancellorsville, baru-baru ini berlayar melalui Selat Taiwan.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Laut AS mengatakan pernyataan China itu “salah”, menyebutnya sebagai “yang terbaru dari serangkaian tindakan China yang salah menggambarkan operasi maritim AS yang sah”.
"USS Chancellorsville CG 62 melakukan FONOP ini sesuai dengan hukum internasional dan kemudian melanjutkan untuk melakukan operasi normal di perairan di mana kebebasan laut lepas berlaku," kata pernyataan itu, merujuk pada "operasi kebebasan navigasi" dengan akronim militernya.
“Amerika Serikat membela hak setiap negara untuk terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan.”
Baca Juga: Militer AS Bersiap Kembali Mangkal di Teluk Subic Filipina, Laut China Selatan Bakal Makin Tegang
China mengklaim hampir semua Laut China Selatan dan klaim itu menjadi salah satu dari banyak titik api dalam hubungan yang sulit antara China dan Amerika Serikat.
Amerika Serikat menolak klaim teritorial China, menggap klaim tersebut melanggar hukum di perairan yang kaya sumber daya.
Kapal perang AS melewati Laut China Selatan dengan frekuensi yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dalam unjuk kekuatan melawan klaim China.
Sebelumnya, militer China mengatakan intrusi kapal penjelajah AS menunjukkan bahwa AS adalah "pembuat risiko keamanan" di Laut China Selatan dan "adalah bukti lain dari hegemoninya dalam navigasi dan militerisasi Laut China Selatan".
Militer China mengatakan pasukannya akan tetap waspada, kata Komando Teater Selatan di akun media sosial WeChat.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.