JAKARTA, KOMPAS TV - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago melihat kemungkinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan memiliki sikap yang berbeda ihwal dukungannya terhadap salah satu capres di Pilpres 2024 mendatang.
Pangi menilai, hubungan Jokowi dan Megawati terlihat sedang terjadi ketegangan bila melihat situasi dunia politik Tanah Air terkini.
Baca Juga: PDIP Imbau Jokowi Tinggalkan Relawan Nusantara karena Serukan Izin Tempur
"Sekarang saya cermati, hubungan Megawati dan Jokowi lagi sedang tidak baik baik, di persimpangan jalan, ada kemungkinan pecah kongsi soal dukungan endorse Pilpres 2024," kata Pangi kepada Kompas TV, Selasa (29/11/2022).
Ia menjelaskan, penyebab hubungan keduanya yang mulai merenggang karena Jokowi kerap memberi sinyal dirinya akan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk berlaga di pesta demokrasi nanti.
"Megawati ingin tetap beliau yang menentukan, sebagai veto players, sementara Jokowi terkesan bahwa dukungan beliau bulat ke Ganjar."
"Jokowi ingin PDIP dan Megawati mengusung Ganjar. Sementara kita kan tahu bahwa Megawati ini orangnya punya prinsip juga, enggak mau ditekan atau diintervensi oleh kekuatan agenda protokol oligarki dan pemodal," ujarnya.
Menurut dia, Megawati tak nyaman ditekan-tekan atau diintervensi oleh kekuatan manapun ihwal siapa yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024.
"Yang jelas Megawati punya preferensi politik sendiri. Yang jelas Megawati sudah teruji menjadi arsitektur kemenangan."
"Selama ini beliau tidak bisa didikte atau ditekan oleh kekuatan politik manapun, termasuk beliau belum tentu bergeming karena tekanan untuk mengusung Ganjar dari Presiden," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Utut Adianto mengimbau kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk tak sering mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan dirinya seolah mendukung salah satu bakal capres di Pilpres 2024 mendatang.
Ia menjelaskan, keputusan terkait capres yang akan diusung oleh PDIP itu mutlak merupakan hak prerogatif dari seorang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Jokowi Singgung Pemimpin Rambut Putih, Sekjen PDIP Buka Suara
”Kalau saya bersaran, Pak Jokowi sebagai seorang presiden negara jangan sering buat clue-clue (petunjuk)-lah. Ini saran saya sebagai seseorang yang mencintai beliau. Seperti waktu dia bilang nantinya adalah giliran Prabowo, kan membuat Pak Prabowo geer (terlalu percaya diri), sekarang yang ini. Sebagai pemimpin janganlah, nanti jadi kebanyakan mengeluarkan pernyataan. Jadi inflasi pernyataan,” kata Utut seperti dikutip dari Kompas.id, Senin (28/11/2022).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.