KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Politisi veteran Malaysia, Mahathir Mohamad, bersikap legawa atas terpilihnya rival bebuyutannya, Anwar Ibrahim, sebagai perdana menteri (PM) baru negara itu.
Mahathir pun mengucapkan selamat kepada Anwar pada Jumat (25/11/2022).
Keduanya memang menjadi rival yang mendominasi politik Malaysia pada dua dekade terakhir.
Anwar sempat menjadi wakil saat Mahathir menjadi PM Malaysia. Hubungan yang banyak orang lihat sebagai hubungan antara guru dan anak didiknya itu pun kemudian memburuk.
Baca Juga: Imbas Kerusuhan di Pabrik iPhone China, Foxconn Bayar Pekerja Rp22 Juta untuk Mengundurkan Diri
Keduanya lewat partai masing-masing kembali bersaing pada pemilihan umum 19 November 2022.
Koalisi partai pimpinan Anwar, Pakatan Harapan, merebut kursi parlemen paling banyak yaitu 82 kursi. Sementara koalisi Perikatan Nasional pimpinan mantan PM Muhyiddin Yassin, meraih 73.
Adapun koalisi Barisan Nasional yang sudah mendominasi politik Malaysia sejak kemerdekaan pada 1957, hanya meraih 30 kursi, hasil terburuk yang pernah diraihnya.
Dibutuhkan 112 kursi untuk menjadi mayoritas sederhana dan membentuk pemerintahan.
Anwar mengatakan Barisan Nasional dan sebuah aliansi partai dari wilayah Malaysia di Pulau Kalimantan telah mendukungnya, sehingga memberinya status mayoritas.
Dia kemudian resmi ditunjuk sebagai PM oleh Raja Malaysia pada Kamis (24/11/2022).
“Saya ucapkan selamat kepada Dato' Seri Anwar Ibrahim @anwaribrahim atas pelantikan sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-10,” cuit Mahathir lewat akun Twitter resminya, Jumat. Cuitan Mahathir telah diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia.
Anwar sendiri mulai bekerja sebagai PM Malaysia pada Jumat, dan akan melakukan pembicaraan terkait pembentukan kabinet barunya.
Pria berusia 75 tahun tersebut harus bekerja keras karena melambatnya pertumbuhan ekonomi Malaysia dan negara yang terbelah karena pemilu.
Baca Juga: Mahathir Mohamad Putuskan akan Menulis Sejarah Malaysia Usai Kalah Pemilu
Anwar sendiri mengatakan bahwa rakyat Malaysia sudah sejak lama menunggu perubahan.
“Kami tak akan berkompromi untuk membuat pemerintahan yang baik, anti-korupsi, independensi yudisial dan kesejahteraan rakyat Malaysia,” tuturnya saat diresmikan sebagai PM Malaysia.
Penunjukan Anwar mengakhiri lima hari krisis pascapemilu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, hal itu dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut karena saingan Anwar, Muhyiddin Yassin, menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya memang didukung mayoritas di parlemen.
Sumber : Channel News Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.