JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan berharap Indonesia dapat memiliki lembaga khusus yang menangani modifikasi cuaca.
Hal ini berkaca pada keberhasilan tim 'pawang hujan' yang merekayasa cuaca agar jamuan makan malam atau gala dinner KTT G20 yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Selasa (15/11/2022) pekan lalu, berlangsung lancar.
Luhut menjelaskan sejak awal memang ada tim yang dibentuk untuk merekayasa cuaca. Hal ini dilakukan agar tiap agenda KTT G20 khususnya yang digelar di ruang terbuka, berjalan lancar dan tidak terkendala hujan.
Namun tim 'pawang hujan' ini bukan bekerja melalui ritual, melainkan berbasis sains dan teknologi. Sosok yang berpengaruh pada tim ini adalah Dr Tri Handoko Seto, pakar teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Baca Juga: Luhut: Jika Anda Pikir Indonesia Masih Seperti 8 Tahun Lalu, Lupakan!
Selain Tri Handoko, tim khusus ini juga diisi para ahli di bidang cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan TNI AU.
Pada Kamis (24/11/2022), Luhut mengundang tim khusus modifikasi cuaca ini ke kantornya untuk mengucapkan terima kasih atas kerja keras yang membuat harum nama Indonesia.
Pada kesempatan itu, Luhut berdiskusi soal seberapa besar manfaat modifikasi cuaca ke depan bagi Indonesia dengan Tri Handoko.
Menurut Tri Handoko, teknologi modifikasi cuaca bisa dimanfaatkan secara berkesinambungan. Semisal untuk membuat hujan buatan, mengairi waduk sebelum musim kemarau tiba, mengantisipasi kekeringan hingga irigasi pertanian.
Baca Juga: Tidak Pakai Pawang Hujan saat KTT G20, Jokowi: Kita Ilmiah Sekali, Kita Pakai Modifikasi Cuaca
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.