JAKARTA, KOMPAS TV - Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai panglima TNI yang akan menggantikan Jenderal Andika Perkasa, tak perlu dibebani dengan agenda-agenda baru.
Menurut dia, panglima TNI yang baru nantinya cukup melanjutkan agenda-agenda yang belum tuntas.
Sebab, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, yang diperkirakan akan menggantikan Andika Perkasa, akan memasuki pensiun pada akhir November 2023 mendatang.
Baca Juga: Ditunjuk Gantikan Jenderal Andika, KSAL Yudo Siapkan Diri untuk Jalani Tes Calon Panglima TNI
"Jadi menurut saya, panglima yang baru nanti tidak perlu dibebani oleh agenda-agenda baru. Cukup menyesuaikan prioritas-prioritas dari pekerjaan-pekerjaan rumah yang ada serta melanjutkan agenda-agenda yang sudah diawali dan belum tuntas," kata Fahmi kepada Kompas TV, Jumat (25/11/2022).
Menurut dia, siapa pun yang menjadi Panglima TNI pengganti Jenderal Andika, akan dihadapkan pada sejumlah tantangan besar.
Selain isu lingkungan strategis, juga menyangkut pengembangan organisasi, moral dan kompetensi prajurit, modernisasi alutsista dan kesejahteraan prajurit.
Di sisi lain, panglima TNI baru juga harus terus memperkuat sinergitas dengan Polri dan lembaga-lembaga lain.
"Pengembangan interoperabilitas dari ketiga matra, peningkatan profesionalitas dalam pembinaan karir prajurit, penyelesaian masalah kekerasan yang tidak patut, serta masalah-masalah akut dan kronis lainnya," katanya.
Selain itu, kata dia, termasuk soal pelibatan dan tugas perbantuan TNI dalam hal-hal yang kurang relevan dengan tugas pokoknya serta tidak memiliki alas hukum yang kuat.
Misalnya, yang sedang banyak dipersoalkan, seperti pengamanan gedung Mahkamah Agung (MA) itu.
"Jadi, panglima TNI yang baru nantinya harus meneruskan hal-hal baik yang terkait dengan upaya membangun TNI yang tangguh, mumpuni dan profesional. Tentunya tetap dengan mempertimbangkan aspek-aspek strategis terkait potensi ancaman dan dinamika lingkungan strategis," katanya.
Ia menjelaskan, seperti dalam penanganan masalah Papua, pembangunan pertahanan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, maupun respons strategis terhadap potensi eskalasi di utara dan selatan perairan Indonesia.
"Sejumlah agenda prioritas Jenderal Andika sebenarnya bukanlah agenda sekali jadi melainkan agenda yang mestinya berkelanjutan. Seperti upaya membangun kesadaran dan kepatuhan pada hukum, serta memastikan semua aktivitas TNI didasarkan pada ketentuan perundangan yang benar."
"Kita butuh sosok panglima TNI yang kuat secara manajerial, punya kemampuan berpikir strategis dan membangun komunikasi sosial namun tetap low profile terutama dalam hal-hal yang bersifat politis," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan menunjuk Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjadi calon panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Adapun Andika Perkasa akan memasuki masa purnatugas pada 21 Desember 2024 mendatang.
Baca Juga: Jokowi Tunjuk KSAL Yudo Margono Menjadi Calon Panglima TNI Gantikan Jenderal Andika Perkasa
Menanggapi hal itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun membenarkan kabar KSAL Yudo Margono ditunjuk menjadi calon pimpinan tertinggi di lembaga TNI tersebut.
”Pak Yudo,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.id, Rabu (23/11/2022).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.