JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia memiliki kekayaan alam berupa tanaman obat. Hampir 75 persen spesies tanaman obat yang ada di dunia, tumbuh di Indonesia. Tanaman obat itu kemudian bisa diolah menjadi jamu. Selain dikonsumsi di dalam negeri, jamu juga sudah diekspor ke berbagai negara.
Saat pandemi melanda di tahun 2020, konsumsi jamu oleh masyarakat Indonesia meningkat pesat. Masyarakat mengonsumsi jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga mengurangi risiko terpapar Covid-19.
Ekspor jamu ke luar negeri juga mencatatkan nilai yang tidak sedikit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) total nilai ekspor Jamu Indonesia pada 2021 mencapai 41,5 juta dollar AS. A atau sekitar Rp643 miliar ( asumsi kurs Rp15.500).
Untuk meningkatkan ekspor jamu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menggencarkan promosi jamu herbal ke berbagai dunia melalui atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, saat ini merupakan momentum penting untuk memperkuat penetrasi ke pasar internasional lantaran produk herbal tengah menjadi tren dan diminati masyarakat internasional.
Baca Juga: Bengkulu Ekspor 6.000 Ekor Lintah ke Malaysia dan Filipina
Hal itu ia sampaikan saat meninjau pabrik produksi jamu Sabdo Palon di desa Gatakrejo, Nguter, Sukoharjo, akhir pekan lalu.
"Dunia ini sedang menyukai produk-produk herbal dan kembali menggemari bahan-bahan alami. Tentu peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, nanti produk jamu Sabdo Palon dapat dipromosikan oleh para perwakilan perdagangan di luar negeri," kata Zulhas seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (21/11/2022).
"Kami berkomitmen untuk terus membuka pasar baru dengan melaksanakan misi dagang. Saat ini kami menyasar pasar Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah, misalnya seperti negara India, Bangladesh, dan Pakistan. Harapannya, perusahaan jamu seperti Sabdo Palon dapat ikut di salah satunya," ucapnya.
Zulkifli berharap, jika banyak produk dalam negeri menembus pasar global dan rutin melakukan ekspor, maka akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pendapatan pajak, dan devisa negara.
Perusahaan jamu Sabdo Palon diketahui telah berdiri sejak 1976 di desa Gatakrejo, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pada tahap awal, Sabdo Palon hanya menjadi pemasok bahan jamu kecil-kecilan ke perajin jamu yang sudah banyak berdiri di wilayah Ngunter.
Baca Juga: Dirjen Minerba soal Larangan Ekspor Timah: Jangan Sampai Bisa Buat, tapi Tak Bisa Jual
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.