YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Piala Dunia 2022 akan dibuka pada hari ini, Minggu (20/11/2022) dengan partai perdana antara tuan rumah Qatar vs Ekuador. Pembukaan Piala Dunia sendiri kerap menghadirkan momen ikonis yang diingat sepanjang sejarah turnamen, salah satunya terjadi di Piala Dunia 2010.
Waktu itu, 11 Juni 2010, tuan rumah Afrika Selatan menghadapi Meksiko di Stadion FNB, Johannesburg.
Turnamen yang diselenggarakan Afrika Selatan ini istimewa karena menjadi kali pertama Piala Dunia digelar di Benua Afrika.
Sebagai tuan rumah, skuad Bafana Bafana pun berharap mampu tampil bukan hanya sebagai penggembira walaupun satu grup dengan Meksiko, Uruguay, dan Prancis.
Menghadapi El Tri, anak asuh Carlos Alberto Parreira berupaya meraih tripoin di partai perdana melawan kesebalasan yang dihuni pemain sekelas Javier “Chicharito” Hernandez dan Rafael Marquez.
Baca Juga: Shakira Diragukan Hadiri Pembukaan Piala Dunia 2022
Partai pembuka Piala Dunia 2010 antara Afrika Selatan vs Meskiko kerap disebut sebagai partai yang “memikat” dengan kedua tim yang mampu bertukar peluang berbahaya. Skuad Bafana Bafana pun menorehkan momen ikonis pada menit 55 pertandingan, menciptakan gol pertama di Piala Dunia 2010.
Tuan rumah sukses menjebol gawang Meksiko dengan cara spekatukler. Memanfaatkan umpan gelandang Kagisho Dikgacoi, winger Siphiwe Tshabalala melepaskan tembakan keras dari sisi kotak penalti yang tak mampu dibendung kiper Oscar Perez.
Di dalam stadion, publik tuan rumah bergemuruh menyambut gol Tshabalala sambil meniupkan vuvuzela. Momen gol ini juga terkenang di dunia penyiaran karena komentar Peter Drury yang mengiringi gol Tshabalala.
Komentator asal Inggris Raya itu kembali meneriakkan kalimat brilian untuk mengabadikan turnamen bersejarah ini, menyebut gol Tshabalala bukan hanya untuk skuad Bafana Bafana, melainkan “gol untuk seluruh Afrika.”
“Itu adalah suatu momen yang ikonis, tidak hanya bagi saya, tetapi bagi rakyat Afrika Selatan, bagi benua ini (Afrika), dan bagi dunia,” kata Tshabalala mengenang golnya kepada BBC Africa Sport via Kawowo.
“Saya bersyukur bahwa pada hari itu saya yang dipilih untuk bersinar. Saya juga bersyukur bahwa saya menerakan impak positif dan membawa kebahagiaan ke orang-orang dan mempersatukan mereka melalui gol itu yang akan menjadi legasi saya lebih dari apa pun,” lanjutnya.
Meskipun demikian, Afrika Selatan gagal mengamankan tiga poin dalam pertandingan ini. 10 menit jelang waktu normal berakhir, pemain veteran, Rafael Marquez sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Skor imbang membuat Afrika Selatan dan Meksiko terpaksa berbagi angka dalam pertandingan pertama. Usai pertandingan, kedua pelatih enggan protes dan menyebut skor seri sebagai hasil yang adil.
Afrika Selatan sendiri kemudian sukses membuat kejutan dengan mengandaskan Timnas Prancis yang masih diperkuat Thierry Henry di partai terakhir. Namun, kemenangan ini tidak membuat Bafana Bafana bisa lolos dari Grup A.
Alasannya, di pertandingan kedua, Afrika Selatan kalah 0-3 dari Uruguay. Selisih gol minus membuat Bafana Bafana mesti merelakan pos runner-up grup kepada Meksiko yang memiliki selisih gol lebih baik, harus puas finis di peringkat ketiga.
Baca Juga: Jelang Laga Pembuka Piala Dunia 2022, Qatar Dituduh Suap Pemain Ekuador untuk Mengalah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.