WASHINGTON, KOMPAS.TV - Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia meyakini rezim Vladimir Putin tengah retak.
Ia juga melihat, saat ini para elite Rusia tengah mengalami kepanikan.
Dubes AS untuk Rusia pada 2012 hingga 2014, Michael McFaul, mengungkapkan, hal tersebut terlihat dari bagaimana adu argumen saat ini kerap terjadi stasiun TV Rusia.
Salah satunya, terjadi argumen yang mulai menunjukkan perpecahan atas rencana nasionalisasi aset perusahaan Barat di Rusia yang telah ditinggalkan pada sebuah acara TV yang diunggah di Twitter.
Baca Juga: Ukraina Tuding Rusia Lakukan Penyiksaan di Kherson: Skalanya Mengerikan
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, banyak perusahaan Barat dan sekutunya yang memutuskan hengkang dari Rusia.
Para tamu di TV Rusia telah semakin menyatakan keprihatinan tentang perang.
Mereka mulai mengakui bahwa Rusia tak siap untuk perang, dan secara tak sengaja mengungkapkan bahwa Rusia menggunakan pesawat tak berawak Iran saat mikrofon masih menyala sebelum informasi tersebut dipublikasikan.
Pada klip terbaru yang ditonton nyaris satu juta penonton, menunjukkan para cendekiawan berargumen mengenai dampak dari nasionalisasi.
Menurut McFaul, hal itu menjadi tanda-tanda bahwa rezim Putin saat ini mulai melemah.
“Apa yang sudah dikatakan di TV nasional merupakan tanda yang bagus. Rezim ini mulai pecah. Para elite semakin panik,” cuit McFaul di Twitter dikutip dari Newsweek.
Pada klip tersebut, para cendekiawan berargumen, Rusia bisa kehilangan banyak sumber daya jika ingin melakukan nasionalisasi.
Baca Juga: Ukraina Tetap Ngotot Serangan Rudal ke Polandia dari Rusia, NATO Tegaskan Asalnya Jelas dari Ukraina
Sejumlah kalangan mengatakan Sapsan Rusia, perusahaan kereta listrik ekspres kecepatan tinggi, akan berhenti beroperasi besok jika negara melakukan nasionalisasi perusahaan Barat.
Sapsans diproduksi oleh Siemens, yang berkantor di Munich, Jerman.
Para cendekiawan beragumen bahwa jika Rusia menasionalisasi semua sumbernya, rakyat Rusia tak akan memiliki mobil untuk dikemudikan atau telepon dan ponsel.
“Apa yang harus kita lakukan? Semuanya yang kita miliki berasal dari Barat,” kata salah seorang cendekiawan di TV Rusia.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.