PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Begini kesibukan para Perajin Peti Jenazah berbahan dasar ramah lingkungan, di desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dimulai dari pemilihan rotan yang dianyam bersama bahan ramah lingkungan lainnya yakni eceng gondok, bambu, dan pelepah pohon pisang.
Pilihan bahan baku ramah lingkungan tersebut dipilih karena memiliki karakteristik lunak yang mudah terurai oleh tanah dan tidak merusak hutan, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan. Selain itu bahan baku juga mudah ditemukan.
Setelah dianyam bentuk sebuah peti lalu dilakukan pemasangan baut untuk memperkuat peti, dan serabut-serabut sisa dibakar agar permukaan peti menjadi lebih halus. Usaha Pembuatan Peti Jenazah ini awalnya hanya mengerjakan pesanan pelanggan dari Belanda, namun dengan permintaan yang semakin tinggi maka yang awalnya membuat Furniture akhirnya fokus pembuatan peti jenazah berbahan baku ramah lingkungan, yang disebut Green Coffin.
Meski asli buatan dalam negeri, namun peti-peti jenazah ini tidak dijual di Indonesia, melainkan justru tembus Pasar Internasional seperti Pasar Eropa yakni Belanda, Jerman dan Inggris serta Pasar Amerika, dan Australia, dimana negara-negara tersebut memiliki kesadaran terhadap lingkungannya relatif sudah tinggi.
Untuk harga yang dipatok peti-peti jenazah berbahan rotan ini, dijual mulai dengan harga satu juta rupiah hingga tiga juta rupiah, tergantung ukuran dan kerumitannya. Dalam satu bulan, para Perajin mampu mengirim 400 hingga 500 peti Jenazah ke Belanda, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan Australia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.