BANGKOK, KOMPAS.TV - Presiden China Xi Jinping mengatakan Asia-Pasifik tidak akan mendukung setiap upaya untuk mengobarkan "Perang Dingin baru" di wilayah tersebut, Kamis (17/11/2022). Ia menegaskan, kawasan itu bukan "mainan siapa pun".
Xi Jinping juga dilaporkan menyerukan kerja sama lebih dalam dan non-diskriminatif antara negara-negara kawasan.
“Asia-Pasifik bukanlah halaman belakang siapa pun dan tidak boleh menjadi arena kontes kekuatan besar. Tidak ada upaya untuk mengobarkan Perang Dingin baru yang akan diizinkan oleh rakyat atau zaman kita,” katanya dalam sambutan tertulis kepada para pemimpin regional dan bisnis pada KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Straits Times melaporkan, Xi Jinping juga mendesak kawasan itu untuk mengupayakan “konektivitas berstandar lebih tinggi” dalam sambutan yang didistribusikan oleh kedutaan besar China di Thailand.
“China akan secara aktif meningkatkan rasa saling melengkapi antara Belt and Road Initiative dan strategi pengembangan pihak lain untuk bersama-sama membangun jaringan konektivitas Asia-Pasifik yang berkualitas tinggi,” tambahnya.
Xi, yang mengadakan serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan para pemimpin internasional minggu ini, dijadwalkan untuk berbicara di KTT tersebut, tetapi pidato tatap muka dibatalkan karena bentrok penjadwalan, kata penyelenggara pertemuan.
“Unilateralisme dan proteksionisme harus ditolak oleh semua; setiap upaya untuk mempolitisasi dan mempersenjatai hubungan ekonomi dan perdagangan juga harus ditolak oleh semua orang,” kata sambutannya.
Meski dia tidak menyebut Amerika Serikat (AS) secara khusus, kawasan Asia-Pasifik menyaksikan keretakan ekonomi dan politik yang tumbuh antara China dan AS yang mengakibatkan ketegangan yang meningkat.
Baca Juga: [FULL] Presiden Jokowi Pamit Bertolak ke Bangkok Untuk KTT APEC
Awal pekan ini di KTT Kelompok 20 G20 di Bali, Indonesia, Xi menyerukan pembangunan inklusif dan mengecam “politik kelompok dan konfrontasi blok”.
Dia juga mengadakan pertemuan pemecah kebekuan dengan presiden AS Joe Biden setelah berbulan-bulan meningkatkan retorika antara kedua negara mereka.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.