JAKARTA, KOMPAS.TV - Dugaan satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres melakukan bunuh diri karena mengikuti keyakinan atau sekte tertentu yang menuntun untuk mengakhiri hidup, dinilai sangat jauh.
Hal itu diutarakan pakar Sosiologi Hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, Rabu (16/11/2022).
Trubus Rahadiansyah menjelaskan, dalam teori sosiologi, bunuh diri adalah tindakan yang bersifiat individu dan tidak dilakukan secara kolektif.
Korban juga disebutnya masih melakukan interaksi sosial dengan lingkungan, sehingga sulit untuk mengaitkan kematian satu keluarga ini dengan kasus bunuh diri.
Menurut Trubus, kematian satu keluarga ini lebih masuk pada kasus pembunuhan. Bahkan, bisa dikategorikan dalam pembunuhan yang terencana.
Baca Juga: Polisi Pastikan Satu Keluarga yang Meninggal di Kalideres Bukan karena Kelaparan
"Memaksa seseorang untuk mati, ya masuk dalam (kategori) pembunuhan. Untuk tidak makan juga kategori pembunuhan," ujar Trubus di program Kompas Malam KOMPAS TV, Rabu (16/11/2022).
Trubus menjelaskan, dalam hipotesisnya, pembunuhan ini dilakukan oleh satu dari empat korban dengan motif harta kekayaan.
Menurutnya, bisa saja salah satu korban memaksa korban lain untuk menyerahkan harta, namun mendapat penolakan.
Korban yang ingin menguasai harta ini kemudian tidak melayani korban hingga meninggal. Atau, bisa saja korban yang tak ingin hartanya dikuasai, memilih tidak makan hingga berujung pada kematian.
Baca Juga: Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Disebut Anut Sekte Apokaliptik, Ini Penjelasan Polisi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.