Dorong jadi Pahlawan , Indonesia Bergerak : Pemuda Harus Kembangkan Potensi Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.TV - Momentum hari pahlawan yang setiap tahun diperingati diharapkan tak hanya jadi seremonial semata. Hari pahlawan harus jadi awal dan juga cerminan untuk pemuda Indonesia berperan dalam pembangunan. 
Ikut berperan dalam pengembangan Indonesia di masa depan, bisa jadi jalan bagi para pemuda untuk ikut ambil bagian untuk jadi pahlawan masa kini. 

Sektor Lingkungan, Pendidikan dan Sosial Ekonomi merupakan berbagai sektor yang harus terus dikembangkan. Para pemuda pun diminta untuk hadir dan ambil bagian dalam menuntaskan dan mengembangkan tiga sektor utama itu. Ini merupakan bagian dalam pembahas diskusi publik yang di gelar komunitas kepemudaan Indonesia bergerak bertema malam 1000 pemuda di Suasana Kopi Gandaria Jakarta, Kamis (10/11).

Untuk masalah lingkungan, Indonesia bisa jadi primadona dunia dengan keindahan alamnya namun juga menyimpan konsekuensi kerusakan alam berupa banjir. Hal ini diperkuat dengan data bahwa hampir 50% persen bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah banjir. 

“ menguatkan fakta tersebut dengan pernyataan bahwa kerusakan alam di Indonesia banyak disebabkan oleh alih fungsi lahan yang tidak terkendali “ ujar Belgis Habiba, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia
Sementara di sektor ekonomi, status Indonesia sebagai peringkat ke-7 ekonomi terbesar di dunia bukan berarti meningkatnya kesejahtraan, faktanya gaji rata - rata penduduk Indonesia yang hanya sebesar 2,89 juta rupiah.

“Sebagai pemuda kita harus pandai memaknai kondisi saat ini. Misal, saat pandemi kita diajarkan bahwa manusia akan kembali ke ranah paling utama dalam kehidupanya, yaitu keluarga. Sehingga, memperkuat peran dan fungsi keluarga Indonesia untuk menjadi inti utama pembangunan. Ditambah lagi, nilai gotong royong di Indonesia seharusnya selalu kita ingat dan laksanakan dalam tiap perjuangan perubahan Indonesia.” Kata Achyar Al Rasyid, Koordinator PPI 

“Jumlah lapangan pekerjaan ( di Indonesia ) tidak sebanding dengan pencari kerja. Penyelesaiannya, pemuda perlu banyak melatih soft skill. Seperti skill kepemimpinan. Kehadiran komunitas pun menjadi wadah yang amat baik untuk mengasah kemampuan soft skill ini.” Sambung Kessy A. Sembiring, Country President AIESEC 2020.

Yang terakhir isu Pendidikan, Indonesia hari ini menempi peringkat ke 54 dengan rata - rata penduduk tidak mencapai tingkat pendidikan perguruan tinggi. Pengembangan sektor Pendidikan pun tak boleh dilupakan. 

“Anak Muda itu punya kekuatan lebih besar untuk membuat perubahan. Tidak harus selalu sejalan seirama, justru perbedaan pendapat menjadi bagian menarik dari proses perjuangan membangun Indonesia” tutup Erbi Setiawan, inisiator Indonesia Bergerak sekaligus Founder Water Network Initiative. 

Kedepannya, kegiatan Malam 1000 Pemuda akan menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Indonesia Bergerak. Harapannya dengan adanya diskusi publik kepemudaan ini dapat menjadi motor penggerak berbagai inisiatif pemuda untuk bisa berbuat nyata bagi Indonesia