JAKARTA, KOMPAS.TV - Prof Dr Edi Sedyawati, mantan Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dikabarkan tutup usia pada Sabtu (12/11/2022).
Jenazah wanita yang juga sempat menjadi pengajar seni tari di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini disemayamkan di rumah duka, Jl Taman Lembang No 21 Menteng dan dimakamkan di TPU Karet.
Mengutip keterangan tertulis di laman resmi IKJ, Prof Edi dikenal sebagai seniman tari (penari, koreografer), penulis, periset, dan arkeolog tanah air.
“Karya-karya tulisan hasil penelitiannya telah diterbitkan oleh berbagai institusi kajian ilmiah dan budaya bergengsi di Indonesia maupun mancanegara dalam berbagai bahasa. Almarhumah adalah salah satu tokoh di saat cikal bakal IKJ lahir,” demikian tertulis di laman resmi IKJ.
Prof Edi Sedyawati mendirikan Jurusan Tari di Institut Kesenian Jakarta di tahun 1970-an.
Baca Juga: Farel Prayoga Dikabarkan Meninggal Dunia, Cek Fakta Sebenarnya
Saat itu, Prof Edi mengandalkan minat dan penelitiannya tentang sejarah tari Jawa dan Bali serta memanfaatkan pengalamannya dalam menyusun kurikulum di tempatnya mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Selama beberapa tahun terakhir, Prof Edi sering juga diminta ikut serta dalam simposium, konferensi, seminar, baik di dalam negeri maupun luar negeri, bahkan menari.
“Kiprahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya bagi para pemuda dan pemudi tanah air serta pegiat kesenian dan kebudayaan, selain para seniman tari.”
Sementara, Bima Sinung Widgdo, anak Prof Edi, menyampaikan kabar duka tersebut melalui akun Instagramnya, @bimasinung.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun,
Hanya 2 hari setelah kepulangan dari Rumah Sakit dan 2 minggu setelah hari ulang tahun nya yang ke-84, pada tanggal 11 November 2022 menjelang tengah malam ibu kami, Edi Sedyawati telah berpulang dengan tenang di kediamannya Jalan Lembang Nomor 21,” demikian tertulis dalam unggahan tersebut.
“Mamah, begitu kami memanggilnya, adalah sosok wanita yang amat tegar, tangguh, pintar, jujur, sederhana dan berpendirian kuat.”
Bima juga menulis bahwa dalam mendidik, sang ibu tidak terlalu banyak berbeicara.
“Dalam mendidik kami, beliau tidak terlalu banyak berbicara, namun dari melihat beliau menjalani hidupnya, kami belajar banyak sekali nilai-nilai dan prinsip kehidupan yang secara tidak langsung mengisi warna kehidupan kami.”
“Prinsip-prinsip kejujuran, kerja keras, persistensi, kecintaan pada tanah air serta sikap menjunjung tinggi adat istiadat begitu melekat pada beliau. You will always be our role model, you will be greatly missed. Love you,” tulisnya.
Baca Juga: Kabar Duka! Ketua RMI PBNU KH Dian Nafi Meninggal Dunia di Usia 58 Tahun
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.