KIEV, KOMPAS.TV - Pengamat militer Ukraina mengungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha menjauhkan diri dari keputusan mundur pasukannya dari Kota Kherson.
Pengamat militer Oleh Zhdanov bahkan menilai Putin menjadikan salah satu jenderalnya sebagai 'kambing hitam' atas keputusan tersebut.
Tentara Rusia memutuskan mundur dari Kherson, kota penting Ukraina pertama yang mereka duduki pada awal invasi, Februari lalu.
Namun serangan balik dengan intensitas tinggi yang dilakukan yang dilakukan pasukan Ukraina menyulitkan Rusia.
Baca Juga: Berbeda dengan Putin, Zelenskyy akan Hadiri KTT G20 di Bali, tapi Tak Secara Langsung
Pasukan Putin pun akhirnya memutuskan mundur dari wilayah itu.
“Menurut saya Putin jelas mengerti bahwa hari pencapaian kemenangan tentaranya dalam perang ini sudah berakhir,” tutur Zhdanov dikutip dari Sky News.
“Jadi ia secara resmi menunjuk Komandan Pasukan Bersama, Sergei Surovikin, sehingga ia bisa memiliki kaming hitam jika terjadi kegagalan. Anda mungkin menyadari Putin menjauhkan diri seluruhnya dari keputusan di Kherson,” tambah Zhdanov.
Menurut Zhdanov, dengan begitu akan terlihat bahwa mundur dari Kherson merupakan keputusan Surovikin, dan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Baca Juga: Rusia Mundur dari Kherson, Warga Sambut Pasukan Ukraina dengan Bendera dan Sorakan Kegembiraan
Ia merujuk pada pernyataan Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yang menolak berkomentar terkait tudingan Moskow meninggalkan Kherson.
“Ini merupakan proposal Surovikin dan keputusan Shoigu,” ujar Peskov.
Keputusan mundur tentara Rusia dari Kherson sendiri disebut sebagai pukulan telak bagi rezim Putin di Ukraina.
Pasalnya, Kherson merupakan wilayah penting bagi Rusia, karena menjadi gerbang untuk memasuki wilayah Krimea, yang dianeksasi Moskow pada 2014 lalu.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.