TONGA, KOMPAS.TV – Gelombang tsunami dilaporkan terdeteksi meluncur menuju pantai Tonga menyusul gempa dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,1 yang melanda wilayah tersebut, Jumat (11/11/2022) malam.
Melansir Express.co.uk, gelombang tsunami berbahaya itu dilaporkan terpantau dalam jarak 300 kilometer dari pusat gempa di sepanjang pantai Niue dan Tonga, menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC).
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan gempa dahsyat terjadi di laut sekitar 207 kilometer di tenggara Neiafu, Tonga pada Jumat (11/11). Gempa itu berada pada kedalaman 10 km.
Dinas meterorologi Tonga pun memperingatkan para penduduk untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di pedalaman.
Baca Juga: Gempa M 7,1 Guncang Tonga, Sirene Peringatan Tsunami Dibunyikan, Warga Diminta Mengungsi
“Peringatan tsunami mendesak sekarang berlaku untuk seluruh Tonga karena gempa kuat yang dirasakan di Kerajaan (Tonga) malam ini. Harap segera pindah ke daratan sampai ada saran lain lebih lanjut,” demikian pernyataan peringatan dinas meteorologi setempat pada laman media sosialnya.
Dalam perkembangan terbarunya, PTWC melaporkan, wilayah Samoa terancam oleh peningkatan ketinggian air laut disertai arus yang kuat. Fenomena di sepanjang pantai, pelabuhan dan perairan pesisir dapat membahayakan, kata PTWC.
Peningkatan ketinggian debit air laut disertai arus air laut yang kuat diperkirakan tiba paling cepat di Samoa yang masuk wilayah Amerika Serikat (AS) pada 00.30 tengah malam waktu setempat. Jarak dari Tonga menuju Samoa AS adalah sekitar 936 km.
Peringatan PTWC juga menyatakan, “Mereka yang berada di dekat laut atau sepanjang pesisir Samoa harus segera menjauh dari air, pantai dan pelabuhan.”
“Jangan kembali ke area evakuasi hingga dinyatakan aman oleh pihak berwenang setempat. Harap ikuti setiap instruksi dari instansi pemerintah,” kata PTWC.
Sejumlah video yang beredar di media sosial Twitter menunjukkan antrian kendaraan berbondong-bondong bergerak menuju lokasi yang lebih tinggi di Tonga.
Salah seorang warga, Pou Panuve mencuit bahwa dirinya tengah mengungsi menuju tempat yang lebih aman di ketinggian.
“Kupikir saya tak akan pernah mengalami lagi insiden 15 Januari, tapi perubahan iklim ini membuktikan bahwa saya salah,” tulisnya merujuk letusan sebuah gunung api di Tonga yang memicu gelombang tsunami.
“Hati-hati dan saling menjaga. Tolong doakan kami di #Tonga,” cuitnya lagi.
Pada Januari lalu, gunung api Hunga Tonga – Hunga Ha’apai meletus hingga memicu gelombang tsunami yang menghancurkan desa-desa dan resort tepi pantai. Bencana itu pula melumpuhkan komunikasi di seluruh negara berpenduduk sekitar 105 ribu jiwa itu. Dalam insiden itu, sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas.
Sumber : Express
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.