Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Luhut Sebut Indoneisa Tak Bisa Didikte Negara Maju Soal Transformasi Ekonomi Hijau

Kompas.tv - 9 November 2022, 12:59 WIB
luhut-sebut-indoneisa-tak-bisa-didikte-negara-maju-soal-transformasi-ekonomi-hijau
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (tengah) dalam Seminar Internasional LPS di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11/2022). (Sumber: Tangkapan layar kanal youtube LPS)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

BALI, KOMPAS.TV – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut emisi karbon per kapita Indonesia hanya sebesar 2,3 ton per tahun. Angka itu lebih rendah dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai 14,7 ton.

“Jadi Indonesia tidak bisa didikte oleh negara maju untuk melakukan transformasi ke ekonomi yang hijau. Kita masih memiliki hak untuk menikmati sumber daya alam kita,” kata Luhut dalam Seminar Internasional LPS di Nusa Dua, Bali, disiarkan secara daring di kanal youtube LPS_IDIC Official, Rabu (9/11/2022), dikutip dari Antara.


 

Ia mengungkapkan, Indonesia akan melakukan transformasi ke perekonomian hijau dengan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi ke depan, antara lain dengan mengembangkan teknologi yang menghasilkan energi baru dan terbarukan (EBT) yang terjangkau.

Sebagai contohnya, akan mendorong pembuatan teknologi untuk meningkatkan produksi minyak kelapa sawit dari 10 ton menjadi 100 ton per hektare bagi 16,8 juta hektare kebun kelapa sawit yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Panglima TNI Akui Ada Potensi Serangan Siber di G20, Menko Luhut Minta Tak Usah Khawatir

Kemudian pada 2040 sebanyak 50 persen dari produksi minyak kelapa sawit akan dipergunakan untuk bahan pangan dan 40 sampai 60 persen untuk menjadi sumber energi.

“Di Amerika Serikat minyak bekas masak McD bisa menjadi energi untuk pesawat terbang, saya kira dari minyak kelapa sawit kita bisa membuat apa saja. Saya pikir 2040 kita tidak perlu impor minyak kelapa sawit,” katanya.

Ke depan, lanjutnya, pemerintah Indonesia juga akan terus berupaya mengatasi ketimpangan distribusi pendapatan yang terus meningkat dari 0,285 pada 2000 menjadi 0,384 pada 2022.

“Indonesia perlu mentransformasi ekonomi melalui promosi pembangunan berkelanjutan. Urgensi untuk beralih kepada perekonomian yang hijau dan berkelanjutan juga sudah ditekankan secara global,” tuturnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x