JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengakuan Ismail Bolong, eks anggota kepolisian Polda Kaltim, yang menyetor dana miliaran ke sejumlah petinggi Polri untuk tambang Ilegal dinilai menyisakan tanda tanya. Setelah memberikan testimoniya, Ismail kemudian minta maaf.
Tapi bagi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, pengakuan Ismail justeru menguak sebuah indikasi adanya "perang bintang" di tubuh Polri.
Sebab, pengakuan Ismail dikaitkan dengan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto dalam isu setoran tambang ilegal di Kalimantan Timur.
”Isu ’perang bintang’ terus menyeruak. Dalam ’perang’ ini, para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengakar masalahnya,” kata Mahfud melalui Whatsapp, Minggu (6/11/2022), dikutip dari Kompas.id.
Baca Juga: Menelusuri Rumah Mewah Ismail Bolong di Kaltim, Ketua RT: Kami Manggil Dia Bos
Mahfud mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menelusuri pernyataan Ismail Bolong.
Namun, meski pernyataan ini ramai, para pejabat kepolisian tampaknya tak banyak bereaksi. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo belum memberikan pernyataan begitu pula dengan Kabareskrim.
Padahal, para pengamat kepolisian justeru mendorong agar pejabat tinggi di Bhayangkara itu ambil sikap dan tindakan.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mendesak Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk secepatnya mengusut isu dugaan dana tambang ke petinggi Polri.
Menurut Bambang, Kapolri harus segera melakukan langkah strategis untuk mengusut secara transparan dugaan kasus tersebut.
"Dan segera menon-aktifkan pejabat yang terlibat agar tak ada konflik kepentingan dalam melakukan penyelidikan," kata Bambang di Jakarta, Senin (7/11/2022) dikutip dari Antara.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus dan menonaktifkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan membentuk tim investigasi.
Menurut Sugeng pembentukan tim dan menonaktifkan pihak terduga penting dilakukan oleh Kapolri agar tidak muncul spekulasi liar terkait para petinggi polri.
Apalagi belakangan ini perwira tinggi Polri mendapat sorotan akibat sejumlah kasus. Seperti Ferdy Sambo di kasus pembunuhan berencana Brigadir J dan Irjen Teddy Minahasa Putra dugaan kasus Narkotika jenis sabu.
Baca Juga: Pengakuan Ismail Bolong Nyetor Miliaran Rupiah ke Petinggi Polri Dinilai Misterius
"Jadi ini harus didalami supaya tidak menjadi fitnah dan kemarin kan sudah ada yang melaporkan kalau tidak salah dari Prodem," ujar Sugeng di Mabes Polri, Selasa (8/11/2022). Dikutip dari Kompas.com.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.