SEOUL, KOMPAS.TV — Situasi Semenanjung Korea makin mengkhawatirkan, usai Korea Selatan menerbangkan 80 pesawat militer termasuk jet tempur canggih F-35, Jumat (4/11/2022).
Pengerahan jet tempur itu dilakukan usai Korea Selatan melacak sekitar 180 penerbangan jet tempur Korea Utara dalam apa yang tampaknya merupakan unjuk kekuatan yang menantang, seperti dilaporkan oleh Associated Press.
Mobilisasi pesawat-pesawat tempur Korea Utara terjadi setelah Korea Utara melakukan uji tembak sekitar 30 rudal balistik selama dua hari sebelumnya, termasuk rudal balistik antarbenua pada hari Kamis yang memicu peringatan evakuasi di Jepang.
Menurut Korea Utara, tindakan mereka merupakan tanggapan kemarahan terhadap latihan bersama yang sedang berlangsung oleh ratusan jet tempur Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, jet-jet tempur Korea Utara terdeteksi di berbagai daerah pedalaman dan di sepanjang pantai timur dan barat negara itu, tetapi tidak terlalu dekat dengan perbatasan Korea.
Militer Korea Selatan melihat sekitar 180 jalur penerbangan dari jam 1 sampai jam 5 sore, tetapi belum segera jelas berapa banyak pesawat Korea Utara yang terlibat dan apakah beberapa mungkin terbang lebih dari sekali.
Tak satu pun dari pesawat tersebut melanggar garis "aksi taktis" virtual militer Korea Selatan, yang berjarak 20 hingga 50 kilometer di utara perbatasan darat dan laut Korea, ditetapkan untuk memantau sehingga ada waktu yang cukup bagi Korea Selatan untuk menanggapi provokasi atau serangan.
Baca Juga: Terus Luncurkan Serangan, Korea Utara Tembakkan Enam Rudal Lagi, Bikin Situasi Makin Tegang
Korea Selatan mengerahkan sekitar 80 pesawat tempurnya sendiri, termasuk sejumlah pesawat tempur F-35 yang tidak disebutkan jumlahnya. Tidak ada laporan langsung tentang bentrokan.
Pasukan AS dan Korea Selatan melakukan latihan udara bersama "Vigilant Storm" yang melibatkan sekitar 240 pesawat tempur, termasuk F-35.
Latihan itu dijadwalkan berakhir hari Jumat, tetapi sekutu memperpanjangnya hingga hari Sabtu sebagai tanggapan atas aktivitas pengujian intensif Korea Utara minggu ini.
Perpanjangan latihan diumumkan hari Kamis setelah Korea Utara melakukan uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM), yang memicu peringatan evakuasi dan menghentikan sementara kereta di Jepang utara. Peluncuran ICBM itu terjadi setelah Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut.
Pak Jong Chon, seorang pejabat senior militer Korea Utara, kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengancam pembalasan atas perpanjangan latihan tersebut.
Korea Utara kemudian menembakkan tiga rudal tambahan ke laut dan menembakkan sekitar 80 peluru artileri ke bagian timur zona penyangga maritim yang dibuat oleh saingannya di lepas pantai timur dan barat mereka pada tahun 2018 sebagai bagian dari perjanjian untuk mengurangi ketegangan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.