SEMARANG, KOMPAS.TV - Dari sekian pedagang es pankuk yang ada di Kota Semarang, es pankuk Pak Yono yang berada di Jalan Tanjung, Kota Semarang yang cukup dikenal. Kuliner kuno nan legendaris ini terdiri dari es krim atau es putar yang proses pembuatannya dilakukan secara tradisional. Es batu dan garam sebagai pembeku es krim dicampur dengan terigu, mentega dan telur, kemudian diputar secara manual selama kurang lebih dua jam hingga es krim membeku.
Selain proses pembuatannya yang tradisional, salah satu ciri khas es pankuk Pak Yono adalah irisan pancake alias panekuk dengan rasa gurih sehingga saat disantap bersamaan dengan es krimnya akan menambah cita rasa dan tidak enek.
Pankuk atau penekuk sendiri berasal dari bahasa Belanda yang bahasa Inggrisnya adalah pancake. Kini es pankuk Pak Yono sudah memasuki generasi ketiga. Bermula dari orang tua Pak Yono yang awalnya merintis berjualan dengan berkeliling, kemudian diteruskan oleh Pak Yono dan kini dilanjutkan oleh anak-anaknya.
"Awal mula dulu dari kakek, kakek dulu ikut sama orang Tionghoa, aslinya punya orang Tionghoa lalu keturunannya tidak mau meneruskan akhirnya kakek yang meneruskan. Ini aslinya dari orang Tionghoa dan mulai menjadi ciri khas sejak tahun 50 terus dilanjutkan bapak sampai sekarang," ujar Adi Mustofa, generasi ketiga es pankuk (anak Pak Yono).
Untuk satu porsi es pankuk, pembeli akan mendapatkan tiga scoop es krim dengan berbagai varian rasa yang diinginkan, seperti durian, alpukat, kelapa muda dan coklat. Bahan-bahan yang digunakan membuat es krim ini pun menggunakan bahan alami berupa buah-buahan sehingga rasa yang tercipta adalah rasa buah buahan segar. Dalam sehari es pankuk Pak Yono dapat menjual hingga sekitar 200 porsi.
#espankuk #esputer #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.