WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat dan China, melalui kementerian luar negeri dua negara itu pada Ahad (30/10/2022) melakukan dialog terbuka menjelang kemungkinan pertemuan tatap muka antara Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari China, Xi Jinping.
Pembicaraan langsung antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, dilansir Bloomberg pada Senin (31/10/2022), membahas perlunya mempertahankan dialog terbuka dan secara bertanggung jawab mengelola hubungan mereka.
Blinken menyuarakan keprihatinan tentang perang Rusia dan Ukraina serta ancaman yang ditimbulkannya terhadap keamanan global dan stabilitas ekonomi, kata Price.
Pasangan itu juga berbicara tentang situasi kemanusiaan dan keamanan yang memburuk di Haiti dan kebutuhan untuk memberikan dukungan berkelanjutan.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Biden, mengatakan pekan lalu bahwa tim masih bekerja melalui kemungkinan pertemuan antara Biden dan Xi ketika para pemimpin dunia berkumpul pada pertemuan puncak G20 di Bali, Indonesia, pada November.
Jika pertemuan terjadi, itu akan menjadi pertemuan pertama Biden sebagai presiden dengan pemimpin China.
Baca Juga: Biden Bakal Safari ke Asia Tenggara Hadiri KTT ASEAN dan G20, Berpeluang Jumpa Putin dan Xi Jinping
Nicholas Burns, duta besar AS untuk China, juga bertemu dengan Wang pada hari Jumat, hampir delapan bulan setelah utusan itu tiba di Beijing.
Pekan lalu, Xi mengatakan dalam sebuah surat kepada kelompok yang berbasis di New York yang mendukung hubungan bilateral yang lebih kuat bahwa Beijing bersedia menemukan cara untuk bergaul dengan Washington.
Komentar dari Xi itu bernada damai setelah kongres Partai Komunis di mana ia mengamankan masa jabatan ketiga yang melanggar norma dan berjanji China akan bertahan di dunia yang lebih bermusuhan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan melakukan safari kunjungan ke Asia Tenggara untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi KTT AS-ASEAN dan G20 pada November mendatang.
Di Bali, Biden berpeluang seruangan dengan dua kepala negara yang memiliki hubungan kurang baik dengan AS belakangan ini, yakni Vladimir Putin dan Xi Jinping.
Pada Sabtu (29/10/2022), sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre mengumumkan bahwa sebelum ke Asia Tenggara, Biden akan mengunjungi Mesir terlebih dulu. Sang presiden melawat ke Sharm El-Sheikh untuk menghadiri KTT iklim PBB (COP-27) pada 11 November.
Baca Juga: Jadi Presidensi G20, Indonesia Ingin Jaga Tujuan Pembangunan Dunia demi Dorong Pertumbuhan Global
Setelahnya, eks wakil presiden Barack Obama itu akan mengunjungi Phnom Penh, Kamboja untuk menghadiri KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur. Kamboja sendiri merupakan pemegang keketuaan ASEAN tahun ini.
Biden kemudian akan bertolak ke Bali untuk menghadiri KTT G20, tempat pemimpin dari 20 negara dengan ekonomi terbesar dunia berkumpul.
Di KTT G20, Biden berpeluang bertemu Xi Jinping pertama kali sebagai Presiden AS. Sebelumnya, ia pernah bertemu Xi ketika menjadi wakil Barack Obama.
Sejak menjadi presiden pada Januari 2021, Biden beberapa kali bertelepon dengan Xi Jinping. Namun, belakangan ini, hubungan China-AS semakin renggang.
Pemerintahan Biden mengkritik China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, peredaman gerakan pro-demokrasi di Hong Kong, intimidasi terhadap Taiwan, serta sikap Beijing atas invasi Rusia ke Ukraina.
Sebaliknya, pemerintahan Xi mengecam tindakan AS yang dianggap ikut campur proses reunifikasi paksa China-Taiwan. Beijing menuduh Washington merongrong kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.