SEOUL, KOMPAS.TV - Kepolisian Korea Selatan mengakui gagal memprediksikan bakal banyak jatuh korban tewas dalam perayaan Halloween di Itaewon, Seoul.
Kepala Biro Manajemen Ketertiban Umum Kepolisian Nasional, Hong Ki-hyun, mengakui kepolisian gagal memprediksi kerumunan fatal pada perayaan Halloween di Itaewon.
"Diperkirakan bahwa sejumlah besar orang akan berkumpul di sana,” kata Hong, Senin (31/10/2022) dikutip dari The Korea Times. “Tapi kami tak menyangka akan ada korban dalam skala besar karena berkumpulnya banyak orang.”
Kepolisian Korea Selatan menuai kritik setelah dianggap gagal menghindarkan jatuhnya korban tewas dalam insiden kerumunan Halloween di Itaewon, Sabtu (29/10/2022).
Dilaporkan 154 orang tewas, dengan 26 di antaranya warga asing, setelah tragedi kerumunan yang membuat banyak orang terinjak-injak, terjepit serta kehabisan oksigen.
Baca Juga: Lihat Temannya Tewas di Halloween Maut Itaewon, Pria Ini Ungkap Insiden Berjalan Lambat dan Menyiksa
Hong mencatat bahwa tingkat kerumunan Halloween tahun ini mirip dengan tahun-tahun sebelumnya, atau sedikit lebih besar.
Meski begitu, belum dikonfirmasi apakah orang-orang itu berkumpul jauh lebih cepat dari sebelumnya.
“Saya diberitahu bahwa petugas polisi di tempat kejadian tidak mendeteksi lonjakan massa yang tiba-tiba,” tutur Hong menyesali.
Hong menekankan bahwa 137 petugas polisi dikerahkan ke Itaewon pada Sabtu, dibandingkan dengan 37 hingga 90 petugas pada tahun-tahun sebelum Covid-19 dari 2017 hingga 2019.
Baca Juga: Saksi Mata Lihat Banyak yang Tertawa saat Halloween Maut Itaewon Terjadi, Alasannya Bikin Merinding
Ia mengakui, tidak ada tindakan terkait pengertian massa di gang sempit tempat kejadian tersebut.
Hong mengatakan tidak ada pedoman polisi untuk situasi di mana kerumunan besar berkumpul tanpa penyelenggara yang jelas seperti perayaan Halloween di Itaewon.
Berkaca pada keriuhan Halloween yang menimbulkan korban tewas itu, Hong mengatakan polisi akan datang dengan langkah-langkah tambahan untuk menghentikan sejauh mana sektor publik akan campur tangan dalam kasus kerumunan besar tanpa penyelenggara yang jelas.
Sumber : The Korea Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.