SEOUL, KOMPAS.TV - Insiden pesta Halloween maut di kawasan Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam, menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan; khususnya para orang tua yang tak menyangka telah melepas anak mereka untuk terakhir kali.
Salah satunya adalah Ahn, ibu berusia 55 tahun yang dipamiti anak gadisnya, Kim Da-bin, yang pergi ke perayaan Halloween di Itaewon. Sebelum berangkat, Da-bin meminta uang saku kepada ibunya.
Gadis 19 tahun itu hendak pergi kencan sebelum pacarnya berangkat wajib militer. Tujuh jam usai berpamitan, pacar Da-bin menelepon Ahn, memberitahunya bahwa anak gadisnya sudah tiada.
Baca Juga: Tak Hanya Tragedi Itaewon dan Kanjuruhan, Ini 5 Insiden Massal Terburuk dalam 10 Tahun Terakhir
Ahn pun mencari-cari jenazah anaknya yang ikut dibawa ke sebuah rumah sakit di Seoul, Minggu (30/10) dini hari.
Ditemui Yonhap, Ahn meminta kisah putrinya dimuat dengan nama alias. Ia pun hanya bersedia dikutip dengan nama keluarga.
"Pacarnya menelepon saya sekitar tengah malam, menangis, mengatakan Da-bin sudah mati, bahwa dia ditimpa setumpuk orang selama sejam lebih dan bahwa pacarnya berusaha menarik Da-bin tetapi tidak mampu," kata Ahn kepada Yonhap.
"Saya segera ke sini setelah ditelepon, tetapi hingga kini saya belum menerima konfirmasi," sambungnya.
Ahn menyebut, Da-bin merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sebagai anak yatim, Da-bin bekerja sejak usia belasan untuk membantu membesarkan adik-adiknya.
Sebagian besar korban jiwa dalam insiden mematikan di Itaewon adalah remaja dan pemuda berusia 20-an tahun.
Per Minggu (30/10) sore, pihak berwenang melaporkan ada 153 korban tewas dan 103 korban luka.
Walaupun Halloween secara tradisional tidak dirayakan di Korea Selatan, perayaannya di kawasan hiburan malam seperti Itaewon digandrungi kaum muda.
Pada Sabtu (29/10) malam, diperkiarakan ada sekitar 100.000 orang yang memadati Itaewon.
Pelonggaran pembatasan Covid-19 membuat warga diperbolehkan membanjiri kawasan yang dihubungkan gang sempit tersebut.
Saksi mata menyebut area Itaewon sesak dengan manusia, bahkan ambulans dan petugas penyelamatan kesulitan menembus lokasi.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sendiri telah menetapkan masa berkabung nasional dan pengibaran bendera setengah tiang.
Yoon mengaku dukungan untuk keluarga korban, termasuk upacara pemakaman, serta perawatan korban luka menjadi prioritas pemerintahannya.
Baca Juga: Halloween Maut di Itaewon: Jumlah Korban Bertambah Jadi 153 Tewas, Termasuk 22 WNA
Sumber : Kompas TV/Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.