JAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, ada proses seleksi atau asesmen ketat yang harus dilakui Tuhiyat sebelum menjadi direktur utama PT MRT Jakarta (Perseroda).
Seperti diketahui, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melalui Badan Pembina Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) baru saja mengganti Direktur Utama PT MRT.
Heru memberhentikan Mohamad Aprindy dan menggantinya dengan Tuhiyat, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek.
"Itu kan penunjukkan, pengangkatan, enggak sembarangan. Ada proses seleksi, asesmen, yang cukup ketat ya. Karena itu keluarlah nama Tuhiyat itu," Syarif seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/10/2022).
Menurut Syarif, seorang Dirut MRT harus memiliki integritas, kapasitas, dan kecepatan berpikir lantaran ada tantangan besar bagi BUMD DKI tersebut.
Baca Juga: Artefak dan Cagar Budaya Temuan MRT Jakarta akan Dipamerkan di Museum, Sebagian Jadi Konstruksi MRT
Misalnya rencana akuisisi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Itu (PT MRT) kan challenge-nya gede banget. Tadi menyebutkan misal, (rencana akuisisi) KCI, itu kan, harus dibutuhkan orang-orang cepat, action, enggak banyak di belakang meja," ujar Syarif.
"Salah satunya (alasan Tuhiyat dijadikan direktur berkaitan dengan rencana akuisisi PT KCI), iya. Tapi, enggak semua. Saya bisa mengatakan, itu (terpilihnya Tuhiyat berkaitan dengan rencana akuisisi) salah satunya," tambahnya.
Syarif juga mengatakan, Tuhiyat bukan orang baru di jajaran Pemprov DKI atau BUMD-nya.
Di lingkup PT MRT Jakarta, Tuhiyat pernah menjadi Direktur Keuangan dan Administrasi. Ia kemudian menjabat sebagai Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) pada 2020.
Baca Juga: Anggota Komisi II DPR Minta Heru Budi Hartono Jawab Tudingan Negatif tentang Dirinya
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.