KIEV, KOMPAS.TV - Otoritas Ukraina menyebut pertempuran berat akan terjadi di Kherson, daerah strategis yang dikuasai Rusia sejak awal invasi dalam waktu dekat. Pasukan Rusia dilaporkan memperkuat pertahanan di sekitar ibu kota Oblast (daerah setingkat provinsi) Kherson menjelang serangan balik Ukraina.
Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa pihaknya tidak melihat tanda-tanda pasukan Rusia berniat meninggalkan kota itu.
"Dengan Kherson semuanya jelas. Rusia menambah, memperkuat posisi pasukan di sana," kata Arestovych dalam video yang disiarkan Selasa (25/10/2022) malam waktu setempat dikutip The Guardian.
"Itu artinya tidak ada yang bersiap untuk mundur. Sebaliknya, pertempuran terberat akan terjadi di Kherson," lanjutnya.
Baca Juga: Penjarahan di Kherson Meningkat, Pelakunya Disebut Tentara Rusia yang Kabur
Kherson punya arti strategis bagi kedua pihak yang berperang. Daerah ini merupakan satu-satunya gerbang darat ke Semenenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada 24 Februari silam. Mulut Sungai Dnieper, sungai besar yang membelah dua daratan Ukraina, juga terdapat di Kherson.
Daerah provinsial itu secara resmi dianeksasi Rusia sejak September lalu melalui referendum yang juga dilakukan di Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia.
Walaupun berpeluang terjebak di tepi barat Sungai Dnieper jika terdesak, pasukan Rusia dilaporkan enggan mundur dari Kherson. Pemerintahan pendudukan pun mengevakuasi warga sipil ke tepi timur.
Yuri Sobolevsky, anggota Dewan Regional Kherson yang didepak Rusia menyebut otoritas pro-Rusia di Kherson terus menekan penduduk untuk meninggalkan tempat itu.
"Prosedur pencarian dan penggeledahan diperketat sebagaimana juga penggeledahan mobil-mobil dan rumah-rumah warga," kata Sobolevsky.
Baca Juga: Putin Bikin Komite Khusus, untuk Genjot Produksi Senjata akibat Sederet Masalah di Perang Ukraina
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.